Mataram (ANTARA) - Warga Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, memerlukan alat dongkrak untuk mengangkat  batu yang menimpa tubuh seorang wisatawan yang meninggal karena terjebak di air terjun Tiu Kelep pascagempa tektonik 5,8 Skala Richter.

“Satu lagi korban belum bisa dievakuasi, butuh dongrak batu,” kata relawan Gerakan Membersihkan Masjid (Gemas) Iwan kepada Antara, Minggu sore.

Upaya evakuasi wisatawan yang mengunjungi objek wisata di kaki Gunung Rinjani itu terus dilakukan. Wisatawan itu antara lain asal China dan Malaysia.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat  mengevakuasi sekitar 40 orang wisatawan yang terjebak di lokasi wisata air terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara pascagempa 5,8 SR yang mengguncang daerah itu pada Minggu (17/3).

"Dari informasi yang kami terima baru bisa dievakuasi 5 orang, 2 orang meninggal dunia dan sejumlah lainnya luka-luka, 1 orang dirawat di Puskesmas Bayan," kata Kepala BPBD NTB Muhammad Rum.

Para wisatawan ini tertimpa tanah longsor akibat adanya gempa di kawasan Air Terjun Tiu Kelep, Kabupaten Lombok Utara selatan yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani tersebut.  

Menurut dia, saat ini BPBD Kabupaten Lombok Utara dan Dinas Kesehatan Lombok Utara sudah mengirimkan empat ambulance ke lokasi kejadian.


Baca juga: Dua meninggal dunia akibat longsoran air terjun Tiu Kelep
 Baca juga: Air terjun Tiu Kelep, surga tersembunyi di kaki Rinjani

Pewarta: Riza Fahriza/Dhimas Budi Pratama/Nur Imansyah
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019