Antara
Jakarta (ANTARA) - Sampel DNA Harina Hafidz (60), WNI yang menjadi korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines telah dikirim ke Addis Ababa untuk membantu proses identifikasi jenazah.

Harina adalah WNI yang tinggal dan bekerja untuk Program Pangan Dunia (WFP) PBB di Roma, Italia selama 20 tahun terakhir.

“Sampel DNA dari WNI yang meninggal dunia telah dikirim dari Roma, dengan mengambil sampel DNA adik dari WNI tersebut,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir dalam press briefing di Jakarta, Senin.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kemlu RI, pemerintah Ethiopia akan segera memulai proses identifikasi jenazah yang dilakukan bersamaan dengan investigasi jatuhnya pesawat jenis Boeing 737 Max-8 tersebut.

Pemerintah setempat, menurut Arrmanatha, telah membentuk tim khusus untuk melakukan identifikasi korban yang terdiri dari Polisi Federal Ethiopia, Komisi Polisi Kriminalitas Internasional (Interpol), dan Kementerian Kesehatan Ethiopia.

"Kami terus mendorong agar proses identifikasi dapat segera dilakukan sehingga keluarga dapat segera mendapat closure (pengungkapan) dari kecelakaan yang sangat buruk ini," kata Arrmanatha.

KBRI Addis Ababa pada Jumat (15/3) telah menerima sampel DNA almarhumah Harina Hafidz.

"Sampel DNA tersebut akan segera disampaikan kepada pihak berwenang setempat," ujar Duta Besar RI untuk Ethiopia Al Busyra Basnur melalui keterangan tertulisnya.

Lebih lanjut, Dubes Al Busyra mengatakan bahwa Sabtu (16/3) sore bertempat di Kemlu Ethiopia, Menteri Transportasi Ethiopia Dagmawit Mogess dan State Minister Kemlu Ethiopia Dr. Markos Tekle, menyampaikan briefing kepada para duta besar tentang perkembangan terakhir dan langkah-langkah yang akan diambil oleh pemerintah Ethiopia sehubungan dengan kecelakaan pesawat tersebut.

Pemerintah Ethiopia saat ini membentuk High Steering Committee untuk menangani kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines.

Komite dipimpin oleh Menteri Transportasi dengan anggota menteri luar negeri, menteri keuangan, menteri kesehatan, jaksa agung, komisaris polisi federal, Otoritas Penerbangan Sipil Ethiopia, dan pihak maskapai Ethiopian Airlines.

Komite tersebut memiliki enam sub komite yaitu investigasi kecelakaan (Accident Investigation), identifikasi korban dan dukungan keluarga (Victim Identification and Family Support), urusan hukum (Legal Issues), lokasi kecelakaan (Accident Site), komunikasi dan hubungan masyarakat (Communication and PR), serta keuangan dan logistik (Finance and Logistic).

Dubes Al Busyra yang hadir dalam briefing tersebut mengatakan bahwa proses identifikasi korban kecelakaan diperkirakan akan selesai dalam waktu 5-6 bulan.

Sebelumnya pada Rabu (13/3), Dubes Al Busyra dan staf KBRI Addis Ababa berkunjung ke lokasi jatuhnya pesawat, sekitar 125 kilometer selatan Kota Addis Ababa dan memimpin doa bersama untuk almarhumah Harina Hafidz. ***2***

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019