Data sementara ada 525 unit rumah yang mengalami kerusakan, tapi kita belum duklasifikasikan apakah rusak berat, rusak sedang atau ringan
Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat mendata sebanyak 525 unit rumah rusak akibat gempa bumi beruntun yang mengguncang Lombok pada Minggu (17/3).

"Data sementara ada 525 unit rumah yang mengalami kerusakan, tapi kita belum diklasifikasikan apakah rusak berat, rusak sedang atau ringan," kata Kepala BPBD NTB H Muhammad Rum di Mataram, Senin.

Selain kerusakan pada rumah-rumah warga, gempa dengan kekuatan 5,8 Skala Richter (SR) dan 5, 2 SR juga menyebabkan 119 orang di Kabupaten Lombok Timur dan 37 orang di Kabupaten Lombok Utara mengalami luka-luka setelah tertimpa reruntuhan bangunan.

"Gempa juga menyebabkan tiga orang meninggal dunia, satu wisatawan lokal dan dua wisatawan asal Malaysia," katanya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB memfasilitasi pemulangan warga negara Malaysia baik yang terluka maupun meninggal dunia saat terjadinya tanah longsor di kawasan wisata air terjun Tiu Kelep.

"Untuk keluarga kita siapkan hotel gratis di Mataram, sedangkan untuk pemulangan jenazah dan keluarga difasilitasi Kementerian Pariwisata dari Lombok ke Jakarta menuju Kuala Lumpur, menggunakan maskapai Garuda," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal.

Menyusul musibah tersebut Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta sudah mengirimkan konsulatnya di NTB.

Faozal mengungkapkan, saat terjadi gempa jumlah wisatawan asal Malaysia berjumlah 27 orang yang tergabung dalam satu grup dan menginap di satu hotel yang sama di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat.

"Sebenarnya mereka sudah dua hari berada di Lombok dan rencananya akan pulang hari ini (Senin, red)," katanya.

"Mereka yang mau pulang sekarang kita fasilitasi, yang mau perpanjang hingga besok kita fasilitasi juga dan kepulangan dengan Air Asia," katanya.

Menurut dia, dari 27 WNA Malaysia itu, dua orang meninggal dunia atas nama Tai Sieu Kim (56)dan Lim Sai Wah (56). Sembilan orang lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Sebelumnya, NTB diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) dan 5,2 SR pada Minggu (17/3) pukul 14.07 WIB atau 15.07 Wita, namun tidak berpotensi tsunami.

Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menunjukkan pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,30 lintang selatan dan 116,60 bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer (km).

Pusat gempa berada di laut pada jarak 24 Km timur laut Kabupaten Lombok Timur, 36 Km timur laut Kabupaten Lombok Utara, 37 km barat laut Pulau Panjang, Kabupaten Sumbawa, dan 63 Km timur laut Kota Mataram.*


Baca juga: Kota Mataram dinyatakan aman dari dampak gempa 5,8 SR

Baca juga: Pemerintah segera transfer kekurangan bantuan gempa Rp5,5 miliar

 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019