Soal (info) adanya praktik pungutan dalam rekrutmen anggota ASN, maupun TNI/Polri, itu akan menjadi PR bagi kami untuk menyelesaikannya ke depan. Prabowo-Sandi akan basmi segala praktik curang itu. Kami harapkan, ke depan bahwa sistem berlangsung 'fa
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Seorang simpatisan curhat (berkeluh-kesah) soal masih adanya praktik suap atau KKN dalam proses rekrutmen anggota TNI/Polri kepada Sandiaga Uno saat cawapres nomor urut 02 itu menghadiri Forum Dialog dan Silaturahim Keumatan di Tulungagung, Jawa Timur, Senin.

Menurut pria yang belakangan diketahui berlatar mantan guru/kepala sekolah itu, angka suap untuk bisa lulus dalam penjaringan anggota Polri/TNI berkisar Rp300 juta hingga Rp400 juta per orang.

"Praktik kotor seperti itu nyatanya masih terjadi. Kami berharap Pak Prabowo dan Pak Sandi, jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden nanti bisa membersihkan pemerintahan dari KKN," ucap simpatisan tersebut dalam kesempatan pertama saat sesi dialog dengan cawapres Sandiaga Uno di Lapangan Pema, Ngunut, Tulungagung.

Sandi, demikian Sandiaga biasa disapa, mengaku baru kali ini mendengar cerita adanya suap hingga nilainya ratusan juta untuk bisa masuk menjadi anggota TNI/Polri.

Saat diberi kesempatan menjawab dari atas panggung forum dialog dan silaturahim keumatan yang dihadiri banyak habaib dan alim ulama se-eks-Karesidenan Mataraman itu, Sandi tak serta-merta membenarkan atau menyalahkan.

Ia justru mengawali tanggapannya dengan nada bercanda. "Saya kok baru dengar itu ya. Kalau benar, wah, berarti sahabat-sahabat saya para habaib dan masayikh ini kaya-kaya dong bisa menyumbang sebanyak itu," ucapnya, berseloroh.

Namun, Sandi segera menegaskan komitmennya untuk memberantas segala bentuk kecurangan dalam proses rekrutmen ASN, termasuk dalam penjaringan anggota TNI/Polri.

Hal yang sama kembali dia tegaskan saat wawancara dengan wartawan. Bahwa Prabowo-Sandi berkomitmen untuk memberikan sistem kebirokrasian yang bersih, tidak tebang pilih dan berkeadilan sosial.

"Soal (info) adanya praktik pungutan dalam rekrutmen anggota ASN, maupun TNI/Polri, itu akan menjadi PR bagi kami untuk menyelesaikannya ke depan. Prabowo-Sandi akan basmi segala praktik curang itu. Kami harapkan, ke depan bahwa sistem berlangsung fair, jujur dan adil (bagi masyarakat)," tuturnya.

Selain isu KKN, Sandi yang didampingi sejumlah tokoh pondok pesantren ternama di Jatim itu kembali menebar janji untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk menekan angka pengangguran.

Program yang kembali menjadi andalan Sandi adalah program OK-OCE dan rumah pangan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dengan harga murah, kebutuhan hidup murah dan terkendali.

Sandiaga dalam pidatonya juga menegaskan komitmen pasangan nomor urut dua dan seluruh barisan pendukung dan simpatisan Prabowo-Sandi untuk menjaga keutuhan NKRI, setia terhadap UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara.

"Tolong disampaikan bahwa kami juga untuk memastikan kesatuan bangsa ini bhineka tunggal ika, toleransi, Islam yang rahmatan lil alamin. Kami tadi juga sampaikan tadi bahwa NKRI harga mati. Pancasila-UUD 1945 menjadi landasan kita ke depan," ujarnya.

Atas semua komitmen itu pula, Sandi menyatakan dia dan (capres) Prabowo merasa sangat optimistis menatap 30 hari ke depan hingga hari "H" coblosan Pemilu yang akan berlangsung pada 17 April.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019