Pemerintah Nduga, gereja, sekolah berusaha melobi untuk bertemu presiden terkait pengungsi, setelah jawaban presiden seperti apa, lalu akan putuskan mereka (anak-anak pengungsi) tetap sekolah di sini atau akan kembali ke Nduga,
Wamena (ANTARA) - Bupati Nduga, Provinsi Papua, Yairus Gwijangge berencana bertemu Presiden Joko Widodo untuk membicarakan terkait ratusan pengungsi Nduga yang telah menyebar ke beberapa kabupaten sekitar seperti ke Kabupaten Jayawijaya.

Yairus di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa, mengatakan saat ini masih ada sejumlah pengungsi misalnya yang belum kembali ke Nduga, misalnya anak-anak sekolah yang sementara berada di Jayawijaya.

"Pemerintah Nduga, gereja, sekolah berusaha melobi untuk bertemu presiden terkait pengungsi, setelah jawaban presiden seperti apa, lalu akan putuskan mereka (anak-anak pengungsi) tetap sekolah di sini atau akan kembali ke Nduga," ujarnya.

Ia mengemukakan berdasarkan kesepakatan sementara guru, relawan pengungsi dan pihak gereja, ratusan anak-anak Nduga yang sementara berada di Jayawijaya tetap bersekolah di Jayawijaya hingga pemerintah putuskan kapan mereka kembali ke Nduga.

"Presiden setuju atau tidak setuju kita akan sesuaikan setelah kita mengetahui presiden maunya seperti apa, kita mengikuti," tambahnya.

Menurut bupati, sementara siswa Kelas XIII mengikuti ujian sekolah sehingga tidak bisa dipindahkan dan mereka harus tetap mengikuti ujian di Jayawijaya.

"Sementara ujian sudah dimulai, jadi kita tidak minta pindahkan lagi. Tetap lanjutkan ujian di sini," katanya.

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua menyebutkan sudah menyediakan gedung sekolah untuk digunakan sementara oleh anak-anak yang merupakan pengungsi Nduga di Jayawijaya.

"Jadi fasilitas sekolahnya kami siapkan, tinggal guru dan murid dari Nduga menggunakan sekolah ini," ujarnya.

Jhon menambahkan penggunaan sekolah itu akan dibagi, jadi siswa dan guru dari Jayawijaya menggunakan sekolah dari pagi hingga siang hari, dan setelah mereka pulang, siswa dan guru pengungsi dari Nduga lagi menggunakan sekolah tersebut untuk kegiatan belajar mengajar.

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019