Bekasi, Jawa Barat (ANTARA) - Kepala Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat menggunakan 65 persen tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

"TKDN kita 65 persen," kata Hammam kepada wartawan dalam acara peresmian PLTSa Bantargebang di Bekasi Jawa Barat, Senin.

Hamman menuturkan 35 persen mewakili penggunaan komponen dari luar negeri seperti bagian turbin dari India, dan komponen lain dari Cina.

Hammam menuturkan ke depan penggunaan komponen dalam negeri akan semakin meningkat seiring dengan pengembangan dan pembangunan PLTSa.

Dia mengatakan dengan proyek percontohan PLTSa Bantargebang yang ramah lingkungan maka pengelolaan sampah akan semakin baik ke depannya.

PLTSa Bantargebang dapat mengolah sampah sebanyak 100 ton per hari, yang dapat menghasilkan energi listrik sebesar 700 kilowatt per jam.

"Jadi konsep kita itu adalah 'waste to energy', dari sampah bisa hasilkan energi listrik. Sampah yang diolah dalam PLTSa ini adalah sampah dari sumber yang sudah yang sudah tidak termanfaatkan lagi," tuturnya.

BPPT bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membangun proyek percontohan PLTSa Merah-Putih di lokasi TPST Bantargebang ini, melalui nota kesepahaman yang telah ditandatangani oleh Kepala BPPT dan Gubernur DKI Jakarta pada 20 Desember 2017.

***3***

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019