Batam (ANTARA) (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau mengevaluasi seluruh surat rekomendasi pembelian bio solar untuk nelayan, pelaku usaha angkutan umum dan usaha mikro kecil menengah, demi memastikan tidak ada penyalahgunaan bahan bakar bersubsidi.

"Kami akan evaluasi lagi sejauh mana penggunaannya," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Gustian Riau di Batam, Jumat.

Pemerintah menerapkan pembelian bio solar menggunakan Kartu BBM untuk mengendalikan penggunakan bahan bakar bersubsidi. Tanpa kartu itu, warga tidak dapat membeli bio solar. Dan untuk mendapatkan kartu, warga harus mengantongi surat rekomendasi dari Pemkot Batam.

Rekomendasi diberikan oleh 3 organisasi perangkat daerah terkait, yaitu Dinas Perikanan untuk kalangan nelayan, Dinas Perhubungan untuk pelaku usaha jasa transportasi umum dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro untuk pelaku usaha mikro dan kecil.

Menurut Gustian, sudah saatnya masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) mengevaluasi kembali surat rekomendasi yang diterbitkan, mengingat antrean panjang solar bersubsidi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

Gustian mengatakan berdasarkan hasil koordinasinya dengan Pertamina, diketahui antrean solar di SPBU bukan karena jumlah pasokan solar bersubsidi terbatas. Bahkan, kata dia, Pertamina telah menambah pasokan solar untuk Batam.

Ia mengatakan antrean disebabkan kurang lancarnya distribusi dari depo ke seluruh SPBU.

"Masalahnya distribusi antara SPBU karena kendaraan mereka terbatas. Mobil tangki harusnya 15, tapi yang efektif 14 dan rusak 3, tapi pelaksanaan tetap," kata dia.

Selain itu, antrean juga disebabkan masyarakat panik kehabisan solar, sehingga rela berjam-jam menunggu di SPBU.

"Tidak ada kelangkaan. Masyarakat tidak perlu antre. Semua bisa mengisi," kata dia.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) juga memastikan bahan bakar minyak solar bersubsidi tidak langka di Kota Batam Kepulauan Riau, persediaannya masih mencukupi.

"Kami konfirmasikan bahwa antrean di SPBU bukan akibat kelangkaan," kata Unit Manager Communication and CSR MOR I Pertamina, Roby.

Ia menegaskan antrean di SPBU mengindikasikan peningkatan konsumsi BBM jenis Solar utamanya.

Berdasarkan data Pertamina, konsumsi dan penyaluran solar ke SPBU selama Januari hingga Maret 2019 meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kami mencatat kenaikan penyaluran Solar subsidi ke SPBU sebesar hampir 113 persen. Atau setara 312.000 liter per harinya," kata dia.

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019