Jakarta (ANTARA) - Kepala sekolah British School Jakarta (BSJ), David Butcher mengatakan pendekatan pendidikan yang fokus mendekatkan siswa dengan komunitas akan membuat siswa semakin kreatif dan bisa membawa perubahan.

"Pendidikan yang mendekatkan siswa dengan komunitas membuat siswa kreatif dan juga bisa memecahkan persoalan. Ini merupakan tugas kami untuk membawa perubahan dan memastikan sekolah dapat memenuhi kebutuhan siswa untuk meraih sukses pada masa yang akan datang," ujar David saat kunjungan media di Tangerang Selatan, Banten, Jumat.

Dia menjelaskan upaya pendekatan siswa tersebut dengan dua dua program edukasi yakni untuk para siswa di tahun ketujuh, kedelapan dan kesembilan, yakni International Baccalaureate Middle Years Programme (IB MYP) dan IB Career-related Programme (IBCP), yang akan dimulai pada Agustus 2019.

IB-MYP merupakan sebuah program pendidikan yang dirancang untuk siswa berusia 11 sampai dengan 16 tahun yang menekankan pada pembentukan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

Sedangkan BSJ akan mengimplementasikan MYP ke dalam program belajar tiga tahun untuk siswa di tahun ketujuh, kedelapan dan kesembilan untuk kemudian dilanjutkan dengan mengikuti program International General Certificate of Secondary Education (IGCSE) bagi siswa di tahun kesepuluh dan kesebelas. Setelah menyelesaikan program tersebut, siswa dipersiapkan untuk mengikuti program IB Diploma selama dua tahun yang merupakan gerbang pendidikan tinggi atau universitias di luar negeri.

"Untuk menghadapi tantangan ke depan, kami perlu mengembangkan keterampilan yang paling dibutuhkan siswa sekaligus memberi tantangan baru bagi mereka untuk menjadi yang terbaik, lewat inovasi dan program pendidikan yang kami berikan," jelas dia.

David mengatakan untuk program IB MYP, pihaknya berkolaborasi dengan pakar riset dari Massachusetts Institute Technology (MIT), Mette Boell, dalam bentuk pelatihan dan lokakarya untuk seluruh karyawan dan siswa BSJ. Hal ini merupakan bagian Compassionate Learning Systems.

Dia menjelaskan Compassionate System merupakan pendekatan yang memanfaatkan aspek kognitif dan afektif dari profil pembelajar terhadap keterampilan belajar. Prosesnya, pembelajaran Sosial Emosional (SEL) yang dikombinasikan dengan pemahaman tentang sistem dan kompleksitas demi membangun landasan kognitif dan afektif untuk mendorong pemikiran global siswa.

"Dalam SEL, kami menekankan keterlibatan diri para siswa untuk bisa bersaing di dunia yang terus berubah dengan cepat ini," kata dia lagi.

Baca juga: Karakter siswa di sekolah dapat dibangun lewat puisi esai

Baca juga: Anak-anak muda yang berbagi ilmu dengan anak jalanan

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019