Jakarta (ANTARA) - PT Jakarta International Container Terminal (JICT), sebagai bagian dari PT Pelindo II, telah berkontribusi sebesar Rp15,44 triliun ke pemerintah melalui setoran pajak dan keuntungan kepada Pelindo II selama 20 tahun.

Dalam kurun waktu tersebut, JICT juga berhasil melayani bongkar muat petikemas sebanyak 37,30 juta twenty foot equivalent units (TEUs) dan menjadi salah satu terminal petikemas terbaik di Asia.

"Kami bersyukur dan bangga selama 20 tahun ini JICT terus berkontribusi dalam mendorong kemajuan Indonesia melalui layanan yang handal dan efisien sebagai terminal pelabuhan. Besarnya dukungan dari stakeholders, pemegang saham, otoritas pelabuhan, karyawan dan mitra usaha menjadi energi bagi JICT untuk memberikan layanan terbaik untuk para pelaku usaha di Indonesia," ujar Direktur Utama JICT Gunta Prabawa dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.

Gunta menjelaskan bahwa selama dua dekade ini perusahaan telah berkembang menjadi terminal yang memiliki standar kerja tinggi dengan tingkat efisiensi yang optimal. Peran JICT juga semakin strategis, menjadi pintu gerbang utama bongkar muat barang, baik ekspor maupun impor di Tanjung Priok, pelabuhan terbesar di Indonesia.

Dia juga menambahkan sejak berkolaborasi dengan Hutchsion Ports Holding (HPH) di tahun 1999, JICT telah berkembang menjadi terminal petikemas yang didukung dengan teknologi, sumber daya manusia dan sistem tata kelola terminal petikemas modern. Berbagai inisiatif dan inovasi dilakukan JICT untuk meningkatkan standar kualitas layanan dan menaikkan kapasitas bongkar muat.

"Investasi yang dilakukan JICT fokus pada peningkatan kualitas layanan yang mendorong terciptanya bisnis proses yang efisien dan memberikan manfaat optimal bagi pelaku usaha. Sampai saat ini JICT adalah pionir untuk digitalisasi, otomatisasi dan pelabuhan berbasis lingkungan (go green) di Indonesia," kata Gunta.

Sementara itu Wakil Direktur JICT Riza Erivan mengatakan bahwa sebagai bagian dari upaya peningkatan layanan di JICT, manajemen juga menambah jumlah kapal yang singgah di JICT. Di tahun 1999 tercatat baru sekitar empat kapal bisa bersandar di dermaga barat JICT. Saat ini dermaga utara JICT mampu melayani tujuh kapal yang bersamaan dengan produktifitas tinggi.

"Jaringan pelayaran menjadi salah satu kunci di industri terminal petikemas dunia. Semakin banyak jalur pelayaran langsung ke negara-negara tujuan para pelaku usaha, maka akan mendorong kinerja terminal petikemas semakin maksimal. Itulah yang terus dilakukan JICT dengan dukungan penuh dari pemegang saham," ujar Riza.

Ke depan, manajemen optimis kinerja dan kontribusi JICT terhadap kemajuan Indonesia akan semakin besar. Salah satunya dengan mengadakan peralatan terbaru sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha.

"Kami percaya layanan terminal petikemas yang efisien dan optimal akan meningkatkan daya saing pelaku usaha di Indonesia. JICT juga akan terus melakukan inovasi dan investasi agar dapat bersaing dengan terminal di kawasan Asia, apalagi saat ini JICT sudah melayani transshipment kargo International yang memungkinan layanan barang langsung ke Indonesia," kata Riza.

Baca juga: Kegiatan bongkar muat JICT membaik
Baca juga: JICT tambah jaringan layanan Intra-Asia

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019