Kita lihat bahwa coworking space masih akan terus dominan pertumbuhannya
Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Colliers International menyatakan bahwa properti "coworking space" atau ruang kerja bersama diperkirakan bakal terus melesat ke depannya meski saat ini masih sangat sedikit jumlahnya dibandingkan perkantoran konvensional.

"Kita lihat bahwa coworking space masih akan terus dominan pertumbuhannya," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam paparan properti di Jakarta, Selasa.

Ferry mengungkapkan, properti ruang kerja bersama pada 2018 memang masih sekitar 5,1 persen dari seluruh areal perkantoran di kawasan Jakarta, tetapi jumlah ini meningkat dari 2 persen pada 2017.

Menurut dia, berdasarkan perhitungan kasar maka pada saat ini total masih ada sekitar 70.000 meter persegi ruang kantor bersama yang terdapat di kawasan sentrabisnis ibukota.

"Jumlah coworking space diperkirakan terus tumbuh karena kebutuhan untuk itu masih tinggi," ucapnya.

Apalagi, ia berpendapat bahwa kebutuhan untuk ruang kerja bersama tidak hanya lagi datang dari perusahan rintisan tetapi juga dari korporasi besar yang melihat ruang kerja bersama sebagai solusi yang praktis.

Sebelumnya, Senior Associate Director Office Services Colliers International Indonesia Ricky Tarore menuturkan kepopuleran ruang kerja bersama terjadi di semua negara.

"Coworking space banyak menampung perusahaan startup. Mereka masuknya penyewa besar dan ini tentu akan membantu landlord (pemilik properti)," katanya.

Menurut Ricky, penyewaan lahan untuk ruang kerja bersama akan membantu pemilik tanah untuk membiayai biaya pemeliharaan. Pasalnya, pemilik tanah membuuhkan paling tidak 65 persen okupansi di lahan mereka.

Seiring perkembangan startup (rintisan), nantinya perusahaan rintisan tentu akan membutuhkan ruang yang lebih besar untuk mengelola usahanya sehingga pasar properti kantor pun bisa ikut bergerak.

"Nanti mereka berkembang bisa menyewa kantor yang lebih besar. Mereka akan bisa menciptakan permintaan baru, dan itu sudah terjadi," katanya.

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019