Palu (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengungkap  masih ada 339 unit hunian sementara (huntara) yang sudah selesai dibangun, namun belum  dihuni oleh korban bencana alam.

"Kami ajak masyarakat segera masuk menghuninya, karena kalau makin lama dibiarkan kosong, bisa rusak kembali akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Ferdi Kana Lo, Kepala Balai Prasarana Permukiman Kementerian PUPR untuk Wilayah Sulawesi Tengah di Palu, Kamis.

Sebelumnya Wali Kota Palu Hidayat mengkritisi Kementerian PUPR karena terlambat membangun huntara yang mengakibatkan 20.000-an jiwa korban bencana alam di kota itu yang hingga kini terpaksa masih tinggal di tenda-tenda pengungsian.

"Kalau 339 unit huntara yang kosong itu diisi, kita sebenarnya bisa menampung 4.000-an kepala keluarga, sehingga seyogianya hampir semua pengungsi sekarang sudah masuk huntara," ujar Ferdi usai mendampingi Kepala Satker Kementerian PUPR untuk penanganan bencana Sulteng Arie Setiadi Murwono memberiakan keterangan kepada wartawan.

Ia mengakui bahwa rumah-rumah yang belum dihuni itu masih ada sebagian yang belum dilengkapi dengan listrik dan air bersih, karena semua masih dalam proses penyelesaian.

"Namun sesuai arahan Wakil Presiden, para korban sebaiknya masuk saja dulu ke huntara-huntara tersebut, karena bagaimanapun susahnya tinggal di huntara yang belum komplit itu, masih lebih susah lagi bila bertahan di tenda-tenda pengungsian," ujarnya.

Menurut Ferdi, akibat kosongnya huntara-huntara itu, ada beberapa yang mulai rusak karena peralatannya dicuri orang seperti kran-kran air, bahkan tandon penampungan air yang penuh dengan air dilepas airnya hingga terbuang percuma. Ada pula kloset yang tersumbat karena diisi benda-benda keras seperti sendal.

Mengenai sarana dan fasilitas yang belum lengkap, seperti penyediaan air bersih, kata Ferdi, pihaknya akan mensuplai dengan mengerahkan tangki-tangki air.

"Kita punya armada tangki yang memadai karena didukung oleh berbagai lembaga donor dan pihak swasta," ujarnya.

Sedangkan mengenai listrik, dalam waktu dekat akan teratasi seluruhnya karena PLN telah mulai memasang meteran-meteran listrik pada huntara-huntara tersebut.

Kementerian PUPR ditugasi membangun 699 unit huntara untuk korban bencana Sulteng. Setiap unit terdiri atas 12 bilik dimana setiap bilik berukuran 18 meter persegi itu akan dihuni satu keluarga. Huntara-huntara ini dilengkapi dengan sarana MCK, air, listrik, halaman parkir, dan fasilitas umum lainnya.

Sampai saat ini, sebanyak 626 huntara sudah dan sedang dikerjakan sementara yang dihuni mencapai 287 unit, sedangkan sisanya yang belum dibangun diproyeksikan selesai sebelum 24 April 2019.

Baca juga: Pembangunan huntara di Sulawesi Tengah terhambat masalah pembayaran
Baca juga: Korban bencana di Balaroa tolak hunian sementara
Baca juga: Pemerintah percepat pembangunan hunian sementara di Palu

Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019