Antara
Jakarta (ANTARA) - Negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (IK-CEPA) diaktifkan kembali tahun ini, setelah sempat terhenti pada 2014.

Dalam Sidang Komisi Bersama (JCM) ke-3 di Jakarta, Senin, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-Wha sepakat menghidupkan kembali negosiasi IK CEPA, sebagai upaya mencapai target perdagangan bilateral 30 miliar dolar AS pada 2022.

“Kami mencatat dengan positif bahwa pada 2018 perdagangan kedua negara meningkat signifikan sebesar 15 persen dengan nilai hampir 20 miliar dolar AS,” kata Menlu Retno.

Dari sektor perdagangan, komoditas ekspor Indonesia ke Korsel mencakup karet, kelapa sawit, batu bara, bijih tembaga, kayu lapis, dan timah. Sebaliknya, Korsel mengekspor perangkat elektronik, minyak petroleum, kapal, kain, karet sintetis, besi, serta baja ke Indonesia.

Dalam lima tahun terakhir, Korsel selalu berada dalam enam besar investor terbesar di Indonesia dengan total investasi mencapai 7 miliar dolar AS, yang direalisasikan melalui 11.261 proyeknya di Tanah Air.

Menlu Kang menyebut perdagangan dan investasi sebagai “kendaraan penting bagi kerja sama ekonomi kedua negara”.

“Kami berdua menyatakan harapan kami agar negosiasi CEPA yang sedang berlangsung akan selesai dengan sukses pada akhir tahun ini,” tutur dia.

Pemerintah Korea, menurut Kang, berusaha memperluas kerja sama ekonomi dengan Indonesia dari sektor tradisional seperti energi dan infrastruktur ke teknologi untuk mendukung Revolusi Industri 4.0.

“(Dalam JCM) kami membahas berbagai topik lain termasuk infrastruktur dan transportasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pertanian dan kehutanan, dan saya senang mengatakan bahwa kerja sama itu tercermin dalam semua bidang yang telah kami diskusikan hari ini dengan banyaknya perusahaan Korea aktif berinvestasi di Jakarta,” ujar Menlu Kang.
 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019