Tumbuhnya aktivitas ekonomi di Jatim dipengaruhi dua sektor, yakni swasta dan pemerintah
Surabaya (ANTARA) - Aset bank umum di Jawa Timur hingga akhir 2018 tercatat tumbuh 7,9 persen, sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) yang didukung tumbuhnya APBD daerah dan aktivitas ekonomi di sejumlah daerah, kata pejabat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur.

"Tumbuhnya aktivitas ekonomi di Jatim dipengaruhi dua sektor, yakni swasta dan pemerintah," kata Direktur Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Manajemen Strategis OJK Jatim, Mulyanto di Surabaya, Rabu.

Mulyanto yang ditemui saat meresmikan Kantor Bank KEB Hana Indonesia di Manyar mengatakan, pertumbuhan aset perbankan di Jatim tercatat dari Rp534,923 triliun pada 2017 menjadi Rp577,183 miliar pada akhir 2018.

Tumbuhnya aset, kata dia, juga berbanding lurus dengan dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan masyarakat dari Rp499,384 triliun menjadi Rp542,050 tri;iun atau 8,54 persen, dan kredit tumbuh 10,45 persen, dari Rp433,493 triliun menjadi Rp478,778 triliun.

Sedangkan untuk "Non Performing Loan" (NPL) atau kredit bermasalah yang menjadi salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank di Jatim turun, dari 3,03 persen menjadi 2,90 persen.

Mulyanto berharap, pertumbuhan positif perbankan Jatim ini didukung dengan naiknya literasi atau pengetahuan tentang jasa keuangan yang saat ini masih ada di angka 32 persen, sedangkan inklusinya atau pemakai jasa perbankan mencapai 72 persen.

"Untuk tingkat literasi Jatim masih lebih tinggi dari nasional yang mencapai 29 persen, sedangkan inklusi nasional 69 persen. Namun akan kami dorong bisa lebih baik lagi ke depannya dengan adanya pertumbuhan ekonomi," katanya.
 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019