London, Inggris (ANTARA) - Iran mengungsikan warga dari daerah yang direndam banjir di Kota Ahvaz, bagian barat-daya negeri itu, Rabu, sementara jumlah korban jiwa di seluruh Iran akibat banjir terburuk selama 70 tahun mencapai 77, kata media resmi.

Kantor Berita Iran, IRNA, mengatakan lebih dari warga di 200 desa juga diungsikan di Provinsi Khuzestan, yang kaya akan minyak di bagian barat-daya Iran, dan 46.000 orang ditampung di tempat penampungan darurat yang disediakan oleh pemerintah.

Kondisi siaga banjir juga diberlakukan di kabupaten lain di Ahvaz, kata gubernur provinsi tersebut, sementara hujan lebat diperkirakan masih mengguyur dalam beberapa hari ke depan. Pasien diungsikan dari satu rumah sakit di kota tersebut.

Banjir yang digambarkan oleh banyak pejabat sebagai yang paling parah sejak 1940-an telah merendam sebanyak 1.900 kota besar dan desa di seluruh Iran setelah hujan yang sangat lebat mengguyur sejak 10 Maret. Daerah di bagian barat-daya dan barat negeri tersebut mengalami banjir yang paling parah.

Bencana itu telah membuat lembaga bantuan berjuang untuk meringankan penderitaan rakyat, dan personel Angkatan Bersenjata dikerahkan untuk membantu warga yang dilanda banjir, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.

Menurut perkiraan awal, kerugian akibat banjir di sektor pertanian mencapai 47 triliun rial Iran (350 juta dolar AS).

Pemerintah telah memberitahu warga, terutama petani di daerah yang direndam banjir, bahwa semua kerugian akan diganti. Anggaran negara Republik Islam Iran sudah terentang akibat sanksi AS terhadap sektor energi dan perbankan, yang telah mengurangi separuh ekspor minyak Iran dan membatasi akses ke beberapa sumber penghasilan di luar negeri.

Para pejabat Iran telah berulangkali mengatakan banjir parah belum mempengaruhi produksi dan pembangunan ladang minyak, atau aliran minyak mentah melalui pipa saluran ke pasar penerima.

Baca juga: Hujan perburuk banjir di Iran

Sumber: Reuters

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019