Orang tua juga harus mampu mengajar anak-anak tentang bagaimana menggunakan gadget dengan baik.
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan pentingnya meningkatkan elastisitas anak terhadap penggunaan gadget, teknologi informasi dan media sosial sehingga dapat memilah konten yang layak dan baik untuk dikonsumsi.

"Sekarang yang penting adalah pencegahan itu mulai dari yang pertama itu adalah anaknya sendiri. Jadi harus ada upaya untuk meningkatkan elastisitas diri si anak itu, agar si anak itu tahu mana yang boleh dan tidak boleh dia lakukan di dalam sekolah di dalam dia bermasyarakat," kata Pribudiarta kepada wartawan di Kementerian PPPA, Jakarta, Kamis.

Hal itu disampaikan dalam menanggapi pencegahan berulangnya kasus penganiayaan dilakukan sejumlah siswi sekolah menengah atas kepada seorang siswi sekolah menengah pertama di Pontianak, Kalimantan Barat.

Baca juga: KPPPA-lintas sektor dampingi korban-pelaku kekerasan anak Pontianak

Dia mengatakan media sosial dan perkembangan teknologi dan informasi bisa menjadi ancaman jika tidak digunakan dan direspon dengan benar.

Banyak konten negatif yang beredar bebas di media sosial dan dunia maya termasuk pornografi dan kekerasan. Namun, banyak pula manfaat dari pemanfaatan media sosial dan teknologi informasi seperti menyebarkan kebenaran dan informasi terpercaya serta konten positif yang dapat menambah wawasan.

Untuk itu, anak-anak harus memahami konten yang perlu dikonsumsi karena konten itu dapat berpengaruh pada pembentukan karakter anak-anak.

Pribudiarta menuturkan selain anak, elemen lain yang juga menjadi kunci pencegahan perundungan itu adalah orang tua. Orang tua harus memahami konsekuensi dalam memberikan gadget kepada anak dalam pengasuhan anak. Orang tua juga harus terus menanamkan nilai-nilai moral yang baik ke dalam diri anak-anak.

Orang tua juga harus mampu mengajar anak-anak tentang bagaimana menggunakan gadget dengan baik.

Menurut dia, orang tua harus memiliki waktu setiap harinya untuk bertatap muka dan berbincang dengan anak, paling tidak 60 menit tiap hari.

Hal itu dilakukan untuk mengetahui apa yang dihadapi, telah dilakukan dan dibutuhkan anak serta memahami kondisi anak, sehingga ketika anak menghadapi masalah, orang tua menjadi yang pertama mengetahui dan memberikan masukan untuk tindakan solutif.

"Jadi orang tua juga harus punya kemampuan untuk mengasuh anak dengan baik," tuturnya.

Selain itu, guru juga memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan di sekolah dan menanamkan pendidikan karakter bagi anak.

Kelompok-kelompok perlindungan anak juga perlu terus dikembangkan di masyarakat bahkan di level akar rumput seperti kelurahan dan desa untuk membantu orang tua mengawasi anak-anak dan menghindarkan anak dari ancaman kekerasan dan perundungan.

Baca juga: KPPPA: tiga pelaku penganiayaan AY di Pontianak alami depresi
Baca juga: KPPPA:masyarakat jangan sebarkan identitas korban-pelaku penganiayaan

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019