Daging sapi beku harganya lebih murah dari daging sapi segar lokal, sehingga pasti masyarakat kurang mampu dan para pelaku usaha kuliner pasti akan lebih memilih daging sapi beku itu
Ternate (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) diminta tidak menghalangi masuknya daging sapi beku ke wilayah itu  kalau ada pengusaha yang memasukannya, karena daging seperti itu dipastikan banyak peminatnya di daerah ini.

"Daging sapi beku harganya lebih murah dari daging sapi segar lokal, sehingga pasti masyarakat kurang mampu dan para pelaku usaha kuliner pasti akan lebih memilih daging sapi beku itu," kata salah seorang pelaku usaha kuliner di Ternate, Nurhayati, Jumat.

Bagi para pelaku usaha kuliner di Ternate selama ini jika ingin menjual menu dari bahan daging sapi harus membeli daging sapi lokal dengan harga Rp120.000 per kg sehingga keuntungan yang diperoleh relatif kecil karena tidak mungkin menjualnya dengan harga mahal kepada konsumen.

Menurut dia, kalau ada daging sapi beku yang harganya diperkirakan paling mahal Rp100.000 per kg para pelaku usaha kuliner pasti akan untung, selain itu juga bisa menjual menu dari bahan daging sapi kepada konsumen dengan harga yang lebih murah.

Masuknya daging sapi beku di Malut juga bisa mencegah para pedagang daging sapi segar di daerah ini menetapkan harga daging sapi segar seenaknya, terutama pada hari besar keagamaan, seperti Lebaran dan Natal yang mereka naikkan sampai Rp150.000 per kg.

Sebelumnya Ketua Asosiasi Pengusaha Sapi Potong dan Kerbau Malut Ibrahim menyarankan kepada Pemprov Malut untuk tidak mengizinkan masuknya daging sapi beku di Malut agar tidak mengganggu stabilitas harga daging sapi segar di daerah ini.

Produksi sapi potong di Malut cukup banyak dan dapat memenuhi kebutuhan daging sapi di daerah ini, sehingga tidak perlu lagi ada pasokan daging sapi beku dari luar daerah, terutama pada hari besar keagamaan.

Ia menyarankan pula kepada Pemprov Malut untuk membatasi pengiriman sapi potong ke luar daerah, terutama pada setiap hari besar keagamaan untuk menjamin penyediaan kebutuhan daging sapi di daerah ini.

Populasi sapi potong di Malut sesuai data dari Dinas Pertanian Malut mencapai di atas 60.000 ekor dan setiap tahunnya menyediakan sedikitnya 10.000 ekor untuk produksi, 5.000 ekor di antaranya untuk kebutuhan lokal dan selebihnya dikirim ke daerah lain.
 

Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019