"Moto saya, hanya melakukan yang terbaik, kita tawakal, mudah-mudahan Tuhan memberikan jalan," ujarnya.
Jakarta (ANTARA) - “Perempuan itu harus mandiri” demikian pesan orang tua dari Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Betty Epsilon Idroos yang terus dikenangnya hingga saat ini.

Bekerja melayani publik sekaligus sektor "domestik" dengan mengurus rumah tangga, bukan hal mudah untuk sebagian perempuan. Tetapi itu tantangan bagi Betty Epsilon, perempuan kelahiran Medan, 22 Maret 1979 itu.

"Menjadi mandiri dengan menemukan apa yang kau sukai, jikalau kau menjadi dewasa," kata Betty mengutip pesan orang tuanya.

Betty mengemban jabatan sebagai Ketua KPU DKI Jakarta periode 2017-2022, istri Zulkarnain Awat Amir dan ibu bagi tiga anak-anaknya.

Baca juga: KPU DKI: entri data hari kelima tingkat kota capai 50 persen
Baca juga: KPU DKI imbau masyarakat tidak sebarkan hoaks rekapitulasi surat suara


Perempuan tidak lepas dari empat peranan, sebagai anak dari kedua orang tua, istri dari suami, ibu dari anak-anak, dan menjadi seorang professional.

"Saya bercita-cita untuk menjadi manusia yang bermanfaat, jadi kemanfaatnya saya apabila yang dapat menyalurkan apa yang menjadi minat saya," kata Betty kepada ANTARA.

Memilih bekerja pada sektor publik dan terjun ke masyarakat, merupakan pilihan Magister Ilmu Politik Pascasarjana Universitas Indonesia itu.

Sejak kecil Betty telah dibentuk orang tuanya untuk menjadi mandiri, aktif mengikuti organisasi, bergaul di masyarakat, bertemu banyak orang, dan selalu berbagi hingga saat ini.

"Saya terjun ke masyarakat karena kemampuan yang saya miliki dan bekerja sesuai minat serta keinginan untuk bermanfaat bagi masyarakat," jelas ketua Korps Himpunan Mahasiswa Islam Wati (Kohati) periode 2006-2018 tersebut.

Bekerja melayani masyarakat dan ibu rumah tangga sekaligus, merupakan karunia bagi Betty sebagai seorang perempuan.

Baca juga: Ibu rumah tangga, salah satu bentuk emansipasi

Namun bukanlah tidak memiliki kendala, sehingga perempuan, menurut dia dituntut untuk selalu memperbaiki diri dan memberikan yang terbaik.

Perempuan yang memilih berkecimpung di dunia publik, merupakan pilihan sadar mereka, karena minat dan bakat bahkan tujuan hidup setiap orang berbeda-beda.

Namun, apa pun pilihannya, sebagai manusia, pengembangan diri bagi perempuan sangatlah penting. "Kualitas kita tidak hanya di sektor publik, tetapi jadi ibu juga harus berkualitas," tegas Betty yang pernah menerima penghargaan Panitia Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat (PPUA Penca) pada 2015 lalu.

Betty mencontohkan, saat dirinya menjadi seorang ibu rumah tangga, dia memahami air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi anak-anaknya.

Bagaimana kualitas ASI dapat dimanfaatkan anak-anak dengan baik. Kemampuan itu dikembalikan kepada seorang ibu, untuk memberikan hal terbaik bagi anak-anaknya.

Komunikasi yang baik dengan keluarga, suami, orang tua dan anak-anak merupakan kunci utama suksesnya peran ganda yang dilakukannya saat ini.

Baca juga: Memaknai peran perempuan sebagai tiang negara

Kualitas waktu dalam bertemu terus dijaga, bakan dengan anak-anak karena dirinya juga seorang ibu.

"Ketika saya bekerja, sebenarnya saya ingin menunjukkan kepada anak-anak, bahwa mereka bisa bisa lebih baik dari ibunya. Pemanfaatan diri sebagai manusia bisa lebih baik dan belajar langsung dari ibu," Betty menguraikan.

Betty menegaskan dalam bekerja ganda, yang terpenting adalah menjaga kualitas waktu bertemu keluarga, membagi peran bersama suami, dan melakukan komunikasi yang baik dengan seluruh keluarga.

"Saya berusaha menjaga kualitas waktu bersama mereka. Kami makan, nonton bahkan bermain bersama-sama," ujarnya.

Bahkan kata Betty, saat segala upaya untuk menyukseskan Pemilu saat ini, terkadang dia membawa anak-anaknya ke kantor hanya ingin melihat bagaimana ibunya bekerja untuk masyarakat.

"Kalau waktu libur, kadang-kadang saya bawa mereka untuk melihat ibunya bekerja. Sehingga mereka mengerti, di sektor apa ibunya bekerja dan apa yang dilakukan oleh ibunya. Mereka pasti akan paham dengan melihat bagaimana ibunya bekerja," Betty menjelaskan.

Baca juga: Kaum perempuan diminta utamakan keluarga

Setiap perempuan memiliki kondisi berbeda, ketika bekerja pada sektor publik atau pun domestik. Namun apa pun pekerjaanya, hal itu merupakan pembelajaran seumur hidup untuk dapat menjadi manusia yang lebih baik.

"Moto saya, hanya melakukan yang terbaik, kita tawakal, mudah-mudahan Tuhan memberikan jalan," ujarnya.

Betty belum mengetahui hingga kapan mengabdi dan melayani publik. Tetapi dia berkomitmen sepanjang nyawa masih di badan, sepanjang hal itu masih dapat dilakukannya, maka akan terus berjuang dengan keyakinan dan kemampuan yang dimilikinya.

"Semangat dan spririt yang dikembangkan pahlawan nasional Raden Ajeng Kartini memberikan ingatan baru, bahwa seorang perempuan harus mempunyai andil dalam memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," pesan Betty yang pernah menjadi pembicara First Annual of Summit of Malaysian Student Leader di Kuala Lumpur pada 2007.

Baca juga: Diplomasi Kartini ala Retno Marsudi

Editor: Budi Setiawanto
Copyright © ANTARA 2019