Makassar (ANTARA) - Sebanyak 315 orang penyelenggara pemilu di Provinsi Sulawesi Selatan, akhirnya "tumbang" atau jatuh sakit karena kelelahan bahkan mengalami kecelakaan saat proses pencoblosan hingga penghitungan surat suara baik di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS), maupun pada tingkat penghitungan di kecamatan.

"Tentu ini menjadi keprihatinan kami sebagai penyelenggara dan patut memberikan penghargaan kepada para petugas KPPS, PPS dan PPK yang bekerja penuh waktu untuk kelancaran Pemilu serentak tahun ini," ujar Ketua KPU Sulsel Misnah M Attas di Makassar, Selasa.

Berdasarkan data rekap yang diterima jumlah penyelenggara adhoc yang kecelakaan, serta jatuh sakit akibat kelelahan saat bertugas melakukan rekapitulasi penghitungan suara seperti di Kabupaten Kepulauan Selayar, petugas KPPS sebanyak 15 orang, PPK tujuh orang dan PPS sembilan orang.

Kabupaten Bulukumba KPPS 12 orang, PPS dua orang. Kabupaten Bantaeng petugas PPS dua orang.Kabupaten Jeneponto petugas KPPS lima orang, PPK satu orang, PPS dua orang. Kabupaten Takalar, petugas KPPS tiga orang dan tujuh orang petugas PPS. Kabupaten Gowa, KPPS 17 orang, PPK satu orang dan PPS 10 orang.

Kabupaten Bone, 18 orang petugas KPPS, dua orang PPK dan tiga orang petugas PPS. Kabupaten Pangkep Kepulauan 16 orang petugas KPPS, satu orang PPK dan empat orang PPS. Kabupaten Barru, petugas PPK satu orang. Kabupaten Soppeng, petugas KPPS dua orang.

Kabupaten Wajo, satu petugas KPPS. Kabupaten Sidrap, lima orang petugas KPPS, PPK dua orang dan PPS satu orang. Kabupaten Pinrang, tiga anggota KPPS, satu orang PPK dan tiga orang PPS. Kabupaten Enrenkang, satu petugas KPPS, dua orang PPK dan dua orang PPS.

Kabupaten Luwu, petugas KPPS enam orang, satu orang meninggal dunia, dan dua orang operator sakit karena kelelahan. Kabupaten Luwu Utara, empat orang KPPS, dua orang PPK dan satu PPS. Kabupaten Luwu Timur, empat orang petugas KPPS, dan satu orang PPS.

Kabupaten Tana Toraja, satu orang KPPS, empat orang PPS dan satu orang anggota polisi meninggal dunia. Kota Makassar, satu orang KPPS, satu orang PPK. Dan Kota Pare-pare, tiga orang KPPS, satu orang PPK dan tiga orang petugas PPS.

Jumlah untuk petugas KPPS di TPS sebanyak 117 orang sakit, meninggal satu orang. Petugas Pemungutan Kecamatan (PPK) 22 orang dan Petugas Pemungutan Suara (PPS) sebanyak 54 orang, serta dua operator. Satu polisi meninggal dunia di Tana Toraja. Total ada 225 penyelenggara adhoc yang mengalami sakit.

Dari 24 kabupaten kota di Sulsel, hanya empat kabupaten kota dilaporkan petugas penyelenggara tidak menemui kendala kesehatan seperti di Kabupaten Sinjai, Kabupaten Maros, Kabupaten Toraja Utara dan Kota Palopo.


                                                                        90 Orang Sakit
Sementara untuk penyelenggara pengawas Pemilu serentak di tingkat kecamatan dan TPS, dilaporkan ada 90 orang pengawas Pemilu yang tercatat jatuh sakit, kecelakaan hingga mendapat perawatan medis di daerah setempat

"Untuk jajaran Bawaslu Sulsel dalam laporan yang masuk tercatat ada 90 orang yang sakit dan kini mendapat perawatan di rumah sakit dan Puskesmas daerah masing-masing," sebut Komisioner Bawaslu Sulsel Saiful Jihad.

Dari data yang diperoleh di 19 kabupaten, untuk Kabupaten Takalar terbanyak menelan korban yakni 24 orang, disusul Kabupaten Bone 10 orang, kemudian Kabupaten Gowa delapan orang, Kabupaten Maros tujuh orang, Kabupaten Pinrang dan Selayar masing-masing tiga orang.

Selanjutnya, Kabupaten Sinjai empat orang, Kabupaten Pangkep lima orang, Kabupaten Bulukumba enam orang, Kabupaten Wajo sembilan orang, Kabupaten Bantaeng dan Sidrap masing-masing dua orang.

Kabupaten Tana Toraja, Jeneponto, Barru dan Enrekang masing-masing satu orang. Kota Makassar dua orang, dan Kota Palopo satu orang.

"Rata-rata mereka jatuh sakit karena keletihan, dan ada beberapa anggota Panwaslu juga mengalami kecelakaan saat bertugas," ucap Saiful.

Dari jumlah total penyelenggara pemilu yang tumbang baik di tingkat KPPS, PPS, PPK hingga Panwaslu kecamatan setempat tercatat sebanyak 315 orang kini menjalani perawatan baik medis maupun rawat jalan.

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019