Selama ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kinerja investasi dengan memperbaiki iklim berusaha melalui sistem layanan integrasi (OSS) dan menyiapkan fasilitas insentif perpajakan maupun pengembangan sumber daya manusia,
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan penguatan kinerja investasi dan ekspor dapat bermanfaat untuk memperkuat daya saing Indonesia dan lepas dari jebakan negara berpenghasilan menengah.

"Kunci keberhasilan pembangunan berkelanjutan adalah memperkuat daya saing ekonomi dengan mendorong ekspor dan investasi sebagai komponen utama pertumbuhan ekonomi," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Hal tersebut diungkapkannya sat hadir mewakili Menko Perekonomian ketika membuka Annual Economic & Investment Outlook 2019 bertajuk "Economic & Investment After 2019 Election: What's Next?".

Ia menerangkan selama ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kinerja investasi dengan memperbaiki iklim berusaha melalui sistem layanan integrasi (OSS) dan menyiapkan fasilitas insentif perpajakan maupun pengembangan sumber daya manusia.

Peningkatan investasi ini, menurut dia dapat bermanfaat untuk mengurangi defisit neraca perdagangan maupun transaksi berjalan karena mampu mendorong terciptanya industri pengolahan yang berorientasi ekspor maupun subtitusi impor.

Ia memperkirakan, agar investasi dapat berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada 2019 dan 5,3 persen hingga 5,6 persen pada 2020, maka pembentukan modal tetap bruto harus tumbuh pada kisaran 7,0 persen sampai 7,4 persen.

Untuk itu, kebutuhan investasi hingga 2020 diperkirakan mencapai kisaran Rp5.803 triliun hingga Rp5.823 triliun yang akan dipenuhi dari sektor perbankan yang tumbuh 13,5 persen hingga 15 persen serta sektor pasar modal yang meningkat 10 persen.

Kebutuhan ini dapat dipenuhi melalui peningkatan belanja modal dalam APBN, termasuk alokasi 25 persen dari total dana transfer umum kepada pemerintah daerah, belanja modal BUMN yang diperkirakan sebesar Rp472 triliun hingga Rp473 triliun untuk program penugasan pemerintah, serta komitmen dari swasta.

Selain itu, melalui kebijakan insentif fiskal serta relaksasi Daftar Negatif Investasi maka penanaman modal asing (PMA) diproyeksikan dapat meningkat hingga kisaran Rp427 triliun sampai Rp429 triliun dan mampu memberikan kontribusi kepada perekonomian.

Membaiknya kondisi investasi ini juga didukung tren peningkatan penanaman modal langsung usai berakhirnya pemilihan umum, terutama investasi dari luar negeri.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019