Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Republik Ekuador akan mempererat kerjasama dalam bidang peradilan, terutama dalam hal pembaruan sistem peradilan di kedua negara. Ketua Mahkamah Agung (MA), Bagir Manan, setelah menerima kunjungan Presiden Republik Ekuador, Rafael Vicente Correa Delgado, Senin, mengatakan bahwa Ekuador sangat berminat untuk mengembangkan kerjasama peradilan dengan negara-negara Asia. "Beliau ingin sekali negeri Latin Amerika memiliki hubungan yang lebih erat dengan Asia, terutama Indonesia," kata Bagir. Bagir menjelaskan, kedua negara sedang dalam proses pembaruan sistem peradilan. Pembaruan tersebut menjadi salah satu topik pembicaraan kedua tokoh tersebut. Namun demikian, Bagir tidak bersedia merinci jenis kerja sama dalam bidang pembaruan peradilan yang dimaksud. Sementara itu, Juru Bicara MA, Djoko Sarwoko, mengatakan bahwa Presiden Delgado sangat tertarik dengan cara MA di Indonesia menekan tunggakan perkara, sehingga berani menargetkan tidak ada tunggakan perkara pada 2008. Selain itu, katanya, pertemuan tersebut juga membicarakan struktur organisasi pengadilan. Menurut Djoko, struktur pengadilan Indonesia lebih beragam, yang terdiri lingkungan Pengadilan Umum, Pengadilan Militer, Pengadilan Agama, dan Pengadilan Tata Usaha Negara. Djoko mengatakan, lingkungan pengadilan di Ekuador lebih sedikit. "Pengadilan pidana dan perdata saja," kata Djoko. Pertemuan antara Ketua MA dan Presiden Republik Ekuador berlangsung secara tertutup selam sekira 30 menit. Presiden Republik Ekuador meninggalkan gedung MA sekira pukul 15.30 WIB. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007