Jakarta (ANTARA) -- Patrons, sebuah tim pengembang aplikasi dari Jakarta berhasil mengembangkan sebuah aplikasi bernama AIDENT sebagai solusi untuk mendeteksi kejahatan secara real-time melalui pola dan pengenalan perilaku serta analisis untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan atau aktivitas kriminal menggunakan kamera, seperti kamera pengintai (CCTV) atau kamera dari handphone.

Fakhri Syihab mewakili Patrons, mengatakan bahwa AIDENT dikembangkan sebagai salah satu cara untuk mewujudkan aspirasi kota cerdas/smart city. Solusi ini dirancang untuk menurunkan angka kejahatan di Indonesia dengan cara memudahkan proses pelaporan aktivitas kriminal kepada aparat, mencegah adanya laporan yang bias atau laporan saksi mata yang tidak dapat diandalkan.

"Berkat perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML), AIDENT dapat secara efektif menggunakan kamera untuk melacak aktivitas yang mencurigakan dan meneruskannya kepada otoritas terkait secara real-time. Selain itu, mereka yang terdaftar dalam DPO (daftar pencarian orang) pihak keamanan dapat diidentifikasi oleh kamera, sehingga memungkinkan pihak keamanan, baik pemerintah maupun swasta untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Ini semua dimungkinkan berkat layanan dan infrastruktur AWS Cloud," jelas Fakhri.

Dalam pengembangan aplikasi AIDENT dan layanannya, Patrons menggunakan berbagai layanan dan teknologi AWS, seperti Amazon Rekognition, Amazon SageMaker, Amazon RedShift, Amazon Kinesis Data Streams, dan masih banyak lagi. Teknologi AWS dapat diandalkan, memberi kami kesempatan untuk meningkatkan layanan sesuai kebutuhan, memungkinkan kami untuk lebih fokus pada ide produk dan implementasi kode, kata Fakhri.

Berkat pengembangan aplikasi AIDENT ini, tim Patrons berhasil memenangkan AWS Hackdays 2019 Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta beberapa waktu lalu. AWS Hackdays adalah acara pendidikan dan hackathon tahunan yang diadakan di enam negara di Asia Tenggara. Tahun ini, para pengembang di Asia Tenggara didorong untuk menampilkan inovasi mereka dan mendemonstrasikan kemampuannya di bidang Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML), Internet of Things (IoT), Analisis Data, atau Aplikasi Modern yang bertemakan di bidang HealthTech, AgriTech, Smart City, atau FinTech.

AWS Hackdays tahun ini diikuti 1.522 total peserta dengan 345 tema yang didaftarkan secara online di seluruh kawasan ASEAN, dimana dalam pendaftaran solusi aplikasi mereka termasuk penggunaan layanan AWS seperti Amazon SageMaker, Amazon Polly, Amazon Lex, serta layanan AWS IoT. Solusi ini kemudian dievaluasi oleh panel juri yang didasarkan pada inovasi, dampak bisnis, implementasi, dan pengalaman pengguna. Di masing-masing negara yang berpartisipasi, lima tim kemudian dipilih untuk mempresentasikan dan mendemonstrasikan solusi mereka, dan akhirnya Patrons menjadi pemenang di Indonesia.

Atas keberhasilannya sebagai pemenang AWS Hackdays 2019 Indonesia, Patrons mewakili Indonesia bersaing dengan pemenang dari negara-negara ASEAN lainnya, seperti Singapura, Vietnam, Malaysia, Filipina dan Thailand dalam AWS Hackdays 2019 ASEAN Grand Finale di Singapura. 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019