Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga Jakarta sangat antusias memanfaatkan Program Bayar Air Harga Cantik (Bacan) dari Aetra, yakni menggunakan air perpipaan sebagai ganti penggunaan air tanah.

"Antusiasme warga sangat tinggi untuk melakukan sambungan baru", kata Corporate and Customer Communication Manager Aetra, Astriena Veracia dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, hal itu senada dengan niat perseroan dalam mengimplementasikan program ini secara masif melalui sosialisasi kepada warga di beberapa wilayah, antara lain di Kelurahan Pondok Kelapa, Duren Sawit (Jl. H Gemon), Kelurahan Jati – Rawamangun (Jl. Jati Raya), Kelurahan Cijantung (Jl. Baru-Gongseng), Kelurahan Paseban (Jl. Salemba Tengah 3).

Dijelaskan, melalui program itu, PT Aetra sebagai mitra kerja PAM Jaya, menggratiskan biaya pemasangan instalasi baru dan penggunaan air 10 meter kubik pertama setiap bulan selama masa program Bacan. Sasaran utamanya adalah kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Biaya yang ditawarkan mulai dari Rp33 ribu, Rp66 ribu dan Rp89 ribu per bulan.

Ia memberikan contoh, ketika sosialisasi di RW 08 di Kelurahan Paseban, Senen, Jakarta Pusat, puluhan warga langsung mendaftar sebagai pelanggan baru. Di RW itu terdapat 980 kepala keluarga (KK) dan baru 96 rumah yang menjadi pengguna air perpipaan.

Adapun hasil uji laboratorium, kondisi air di wilayah tersebut kurang baik untuk kesehatan karena mengandung mangan dan bakteri e.coli.

Kemudian, di Jakarta Timur, lebih dari 100 kepala keluarga di RW 011, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo langsung mendaftarkan diri sebagai pelanggan baru.

Air bagus
Menurut Yakob Daud, Ketua RW 011, tekanan airnya sangat bagus dan terbukti bisa naik hingga lantai dua dan kualitas airnya pun jauh lebih bagus dibandingkan air tanah yang selama ini mereka konsumsi.

Daerah yang dikenal dengan sebutan Kampung Gongseng tersebut merupakan salah satu daerah terpadat di Jakarta Timur. Di wilayah RW 011 terdapat 4000 KK. Aetra saat ini tengah menanam pipa sepanjang dua kilometer. Warga berharap sebelum masuk lebaran, pipa air bersih sudah terpasang.

Hingga saat ini, sebesar 72,5 persen area pelayanan Aetra sudah terpasang jaringan perpipaan. Karena itu, tidak ada alasan lagi bagi masyarakat Jakarta untuk tidak menggunakan air perpipaan.

Penggunaan air perpipaan juga selaras dengan Surat Edaran Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 37/SE/2011 yang menyatakan bahwa pengambilan air tanah secara berlebihan di wilayah DKI Jakarta akan mengakibatkan dampak antara lain penurunan muka tanah (land subsidence) dan penurunan kualitas air.

Pelanggaran terhadap pemanfaatan air bawah tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dapat dikenakan sanksi administrasi, perdata & pidana.
Baca juga: 15.000 liter air bersih dikirimkan PDAM pascabanjir di Teluk Naga
Baca juga: Pengungsi banjir Rawajati kesulitan air bersih
Baca juga: Apindo: swasta harus diberi peluang untuk kelola air bersih

 

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019