Sampai 30 April 2019, kami telah menyalurkan sebesar 1,83 juta ton atau 103 persen dari alokasi
Gresik, Jawa Timur (ANTARA) - PT Petrokimia Gresik, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), menyiapkan stok pupuk bersubsidi 909.000 ton atau lima kali lebih banyak dari ketentuan minimum pemerintah sebesar 171.000 ton dalam memasuki musim tanam gadu di sebagian daerah.

Manager Humas Petrokimia Gresik
Muhammad Ihwan di Gresik, Senin mengatakan stok pupuk bersubsidi yang disiapkan itu terdiri atas jenis urea sebesar 121 ribu ton, ZA 150 ribu ton, SP-36 188 ribu ton, NPK Phonska 359 ribu ton, dan Petroganik 91 ribu ton.

"Memang memasuki bulan Mei 2019, atau bulan Ramadhan 1440H, sebagian daerah sudah memasuki musim tanam gadu atau musim tanam menjelang kemarau. Untuk itu, kami memastikan pada bulan puasa ini distribusi pupuk bersubsidi tetap berjalan seperti biasa," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian melalui Permentan No 47/2018 menetapkan alokasi pupuk subsidi nasional sebesar 8,87 juta ton kepada PT Pupuk Indonesia (Persero), dan dari jumlah tersebut, Petrokimia mendapat alokasi penyaluran sebesar 5,2 juta ton. Selebihnya, disalurkan oleh produsen pupuk anggota induk Pupuk Indonesia lainnya.

"Sampai 30 April 2019, kami telah menyalurkan sebesar 1,83 juta ton atau 103 persen dari alokasi Petrokimia Gresik pada caturwulan pertama atau Januari sampai April 2019," katanya.

Ihwan mengajak para petani untuk dapat mengikuti dosis atau rekomendasi pemupukan berimbang agar hasil pertanian dapat mencapai produktivitas optimal dan efisien dalam penggunaan pupuk.

"Pemupukan berimbang ini sangat penting karena merupakan rekomendasi yang sudah teruji mampu meningkatkan hasil panen 1-2 ton per hektare dengan aplikasi pupuk yang paling efisien, sehingga petani bisa lebih menghemat pupuknya," tuturnya.

Sedangkan untuk rekomendasi pemupukan secara spesifik, petani bisa mendiskusikan dengan petugas penyuluh dinas pertanian setempat.

"Kami juga memiliki mobil uji tanah, yaitu sarana untuk menguji tingkat kesuburan tanah. Petani bisa membawa contoh tanahnya dan petugas akan meneliti, menganalisa, serta memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat secara lebih spesifik, baik spesifik lokasi maupun komoditas," katanya.

Ihwan mengaku dalam penyaluran pupuk bersubsidi perusahaannya tetap berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), SK Dinas Pertanian Provinsi dan kabupaten/kota madya, dengan berpegang teguh pada prinsip 6 Tepat, yaitu Tepat Tempat, Tempat Harga, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Jenis, dan Tepat Waktu.

"Dalam setiap penyaluran, akan dikawal oleh 77 Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) dan 323 asisten SPDP kami di seluruh Nusantara. Kami memiliki fasilitas distribusi 305 gudang penyangga dengan kapasitas total 1,4 juta ton, 652 distributor, dan 28.228 kios resmi," katanya.

Sementara itu, kata dia, Petrokimia Gresik juga terus meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait melalui SPDP, distributor, dinas pertanian, komisi pengawasan pupuk dan pestisida (KP3), petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL), TNI, dan aparat penegak hukum.

"Oleh karena itu, jika masyarakat menemukan penyelewengan maupun peredaran pupuk palsu, langsung saja laporkan ke pihak berwajib," kata Ihwan.

Baca juga: Kementan alokasikan Rp27 triliun untuk 8,8 juta ton pupuk bersubsidi
Baca juga: Pemupukan berimbang tingkatkan hasil panen Kampung Petroganik Jombang

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019