Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Kebakaran bangunan pabrik mi suun di Desa Pojok, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Senin (6/5) malam diduga disebabkan rembetan bara api yang masih menyala pada area tungku penggorengan brambang atau bawang merah yang kemudian menyambar tumpukan kayu bakar dalam gudang.

Kesimpulan awal itu disampaikan Kapolsek Ngantru, Tulungagung, AKP Maga Fidrianto, Selasa usai melakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan saksi-saksi.

"Titik api diketahui berasal dari are tungku penggorengan bawang merah yang ada di sisi ujung timur," katanya memberi keterangan hasil penyelidikan.

Tidak ada korban dalam insiden tersebut. Api yang sempat berkobar dan diketahui pada Senin (6/5) malam sekitar pukul 22.00 WIB berhasil dipadamkan tim PMK (pemadam kebakaran) satu setengah jam kemudian (sekitar pukul 23.30 WIB).

Menurut keterangan Sanusi, penjaga malam di pabrik tersebut, kobaran api sempat mencapai atap bangunan dan nyaris melalap area produksi di sebelahnya yang sarat mesin ketel dan bahan mudah meledak lainnya.

Beruntung dua mobil PMK dari Kediri dan Tulungagung cepat datang. Penyemprotan langsung pada titik-titik api membuat kobaran si jago merah berhasil dijinakkan dan langsung dilakukan pembasahan guna memastikan api tak kembali menyala pasca pemadaman.

"Kalau penyebab kebakaran karena konslering listrik maka dampaknya pasti lebih mengerikan karena daya yang digunakan pabrik ini sangat besar. Kebakaran ini rasanya bukan karena itu (konsleting listrik) tapi karena bara api tungku yang masih menyala" tutur Sanusi.

Untuk memastikan penyebab kebakaran, pemilik pabrik mi, UD Agung Jaya, Edi Suryono sempat memeriksa langsung titik lokasi kobaran api diketahui menyala dan diyakini sebagai pemicu kebakaran.

Didampingi beberapa anak buahnya dan petugas, Edi melihat area dapur penggorengan bawang merah di sisi bangunan ujung timur.

Kerugian akibat kebakaran parsial tersebut ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. 
Baca juga: Pabrik mi di Tulungagung terbakar
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019