Rio de Janeiro (ANTARA News) - Pindahnya secara besar-besaran para pemain muda berbakat menandai krisis yang melanda sepak bola Brazil, seperti diungkapkan oleh mantan pelatih Real Madrid, Vandelei Luxemburgo. Untuk itu, pemerintah diharapkan turun tangan untuk segera menghentikan eksodus para pemain muda Brazil yang memilih berlaga di sejumlah klub Eropa. Mantan pelatih timnas Brazil itu mengatakan penjaga gawang Sao Paolo Rogerio Ceni menyabet predikat sebagai pemain terbaik dalam kompetisi di Brazil dua tahun lalu. Sementara Carlos Tevez memenangi penghargaan tahun sebelumnya. "Kami tidak lagi memiliki pemain dalam tiga tahun ini. Ini menunjukkan bahwa kami mengalami penurunan kualitas. Ada sesuatu yang perlu dibenahi dalam sepakbola Brazil." "Generasi terakhir (pada 2002), Santos masih memiliki pemain misalnya Diego, Robinho, Renato. Setelah itu, kami tidak lagi melihat pemain-pemain muda yang berbakat." Luxemburgo mengatakan, pemerintah hendaknya memberlakukan peraturan yang mengatur mengenai keharusan bagi para pemain untuk tetap terikat dengan klubnya sampai mereka berusia 23 tahun. Ia mengeluhkan, banyak pemain muda dan berbakat kini lebih memilih berlaga di sejumlah klub Eropa. Mereka tumbuh dan berkembang di sana. Alexander Pato yang menurut penglihatan para pengamat sepakbola Brazil dapat menjadi pemain besar di kemudian hari, kini ia telah bergabung dengan AC Milan meski usianya baru berusia 18 tahun. "Penting juga untuk memunculkan para pemain dalam sepakbola Brazil," katanya. "Eksodus terjadi secara konstan. Para pemain dibentuk oleh kalangan profesional yang justru kurang memiliki pengetahuan yang memadai," ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007