Makassar (ANTARA) - Abha University Arab Saudi kembali memberikan apresiasi kepada 30 santri Pesantren Darul Istiqomah, Maccopa, Maros melalui beasiswa pendidikan.

Pengurus Pondok Tahfidz Putra Darul Istiqomah, Prof.Veny Hadju, Minggu, menyampaikan, ada puluhan alumni Pesantren Darul Istiqomah yang juga telah mengenyam pendidikan di Abha University. Kini jebolan pesantren ini kembali dipercaya menerima beasiswa serupa.

"Abha University di Saudi Arabia sudah memberi jatah untuk kesekian kalinya kepada pesantren kami, tentu ini sangat disyukuri," katanya di Maros.

Menurut Guru Besar FKM Unhas ini, pesantren di Sulawesi Selatan sangat banyak dan pihaknya tidak ingin mendominasi beasiswa tersebut, olehnya dia mengimbau agar setiap santri menggunakan peluang ini untuk melanjutkan pendidikan tanpa biaya besar.

"Kita tidak ingin terlalu mendominasi. Jika ada yang berminat dan memenuhi kualifikasi juga bisa mendaftarkan diri," kata Prof Veni.

Selain Abha University, beberapa alumni dari Darul Istiqomah juga melanjutkan pendidikan di Madinah International University.

"Jumlah yang masuk ke Madinah International University variatif dari tahun ke tahun," ucapnya.

Sampai bulan April 2019, tercatat sebanyak 120 santri telah mendaftarkan diri untuk kuliah di dua universitas tersebut.

Apalagi, belum lama ini, pesantren yang berada di Jalan Poros Maros tersebut telah mencatat 52 santri tahfidz yang telah menyelesaikan hafalan 30 Juz, tepatnya pada Sabtu, 4 Mei 2019.

Pasca wisuda, para santri diberikan waktu dan dibiarkan berpikir untuk melanjutkan pendidikan seperti memilih fokus menghafal Alqur'an atau ke jenjang madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA).

"Sistem pendidikan di pesantren ini mengikuti kurikulum yakni selama tiga tahun. Jadi, setelah selesai kita ingin mereka mendaftar sesuai keinginan pribadi," ucap Dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu.

Sebagai pengurus pondok, Veny Hadju juga menjelaskan tentang metode menghafal Alqur'an di Pesantren Darul Istiqomah.

"Kami masih pakai cara tradisional dalam menghafal. Yakni santri menghafal sendiri kemudian menyetor kepada pembinanya. Setorannya minimal dua juz perhari," ucap Veny.*


Baca juga: Ma'ruf Amin resmikan SMP berbasis tahfidz Al-Quran

Baca juga: Gerakan "Sumsel Mengaji" dimaksimalkan melalui rumah tahfidz


 

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019