Medan (ANTARA) - PT Mark Dynamics Indonesia, Tbk pada tahun 2018 meraih laba bersih Rp81, 9 miliar dengan 32 persen dari laba itu atau sebesar Rp26,2 miliar dibagikan kepada 3.800.000.310 saham.

"Kinerja perusahaan di 2018 memang bertumbuh bagus dimana laba komprehensif naik 67,09 persen," ujar Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia, Tbk Ridwan Goh di Medan, Rabu.

Laba komprehensif industri manufaktur cetakan sarung tangan (hand former) berbahan dasar keramik di Sumut itu pada tahun 2018 mencapai Rp82,29 miliar dari tahun 2017 yang masih Rp49,25 miliar.

Salah satu pendorong kenaikan laba adalah keberhasilan manajemen menjaga dan menekan tingkat biaya hingga tetap dan semakin rendah.

"Dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) yang dilakukan, Selasa malam, laporan 2018 termasuk pembagian deviden sudah disetujui," ujar Ridwan Goh .

Dia menegaskan, pembagian deviden itu sendiri sebagai apresiasi perusahaan kepada seluruh pemegang saham.

"Manajemen berkomitmen untuk memberikan nilai tambah pemegang saham antara lain dengan mengusulkan dividen tunai setiap tahunnya dan harapannya lebih besar sehingga kinerja juga harus terus ditingkatkan," ujarnya.

Pada triwulan I 2019, perusahaan itu sudah berhasil meningkatkan pendapatan usaha hingga 12,22 persen dari.periode sama 2018 atau Rp88,06 miliar.

Dengan pendapatan yang meningkat, maka laba di triwulan 2019 juga naik 26,48 persen dari periode sama 2018

Laba komprehensif di triwulan I 2019 mencapai Rp23 miliar dari periode sama 2018 yang masih Rp18,19 miliar.

"Dengan keberhasilan kinerja di triwulan I yang cukup bagus, maka manajemen meyakini sepanjang 2019, kinerja perusahaan semakin baik," katanya.

Ridwan menegaskan, bisnis perusahaan masih sangat potensial sejalan dengan permintaan atau kebutuhan dunia atas sarung tangan terus meningkat.

Mark sendiri. kata dia, sedang membangun pabrik baru di Jalan Utama Desa Dalu X-A Kecamatan Tanjungmorawa, Deliserdang sejalan dengan semakin banyaknya permintaan cetakan sarung tangan itu di pasar internasional seperti Malaysia dan RRT.

Kepala Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Medan Muhammad Pintor Nasution, mengatakan kinerja Mark yang cukup bagus khususnya setelah go public sangat menyenangkan.

Sebelumnya perusahaan itu masih di posisi ke empat terbesar di dunia dan setelah go public berada di nomor satu terbesar di dunia.

"Mark termasuk salah satu perusahaan emiten dari Sumut yang sahamnya banyak diminati investor, " katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019