Jakarta (ANTARA) - Cawapres KH Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa manusia banyak menjalani kesepakatan, mulai dari hidup adalah kesepakatan, terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah kesepakatan, hingga penyelenggaraan pemilu adalah kesepakatan.

KH Ma'ruf Amin mengatakan hal itu saat menyampaikan tausyiah pada acara buka puasa bersama "Guyub Yuk" di Media Cente Cemara, Menteng, Jakarta, Jumat.

Kegiatan tersebut dihadiri Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Diaz Hendropriyono, serta sejumlah jajaran TKN.

Menurut Ma'ruf Amin, Indonesia ketika merdeka, para pejuang dari berbagai daerah membuat kesepakatan, kemudian disepakati NKRI dan Pancasila sebagai ideologi.

Demikian juga pemilu, yakni pemilu legislatif dan pemilu presiden, adalah kesepakatan. Semua peserta pemilu sepakat mengikuti aturan-aturan yang berlaku sesuai aturan aturan perundang-undangan. "Seluruh peserta pemilu juga menandatangani kesepakatan siap menang dan siap kalah," katanya.

Namun, ketika kemudian ada yang mencederai kesepakatan itu, maka terjadi disharmoni. "Karena itu, kita semua harus menjaga kesepakatan. Jika semua pihak menghargai kesepakatan, maka akan tercipta keharmonisan," katanya.

Salah satu indikator menghargai kesepakatan, menurut Ma'ruf adalah kesabaran dan dapat mengendalikan diri. "Saat ini adalah bulan Ramadhan, di mana umat Islam menjalani ibadah puasa, yang dapat melatih kesabaran dan pengendalian diri," katanya.

Kiai Ma'ruf menjelaskan, umat Islam diamanahkan berpuasa, untuk melatih kesabaran dan pengendalian diri. "Karena itu kita semua hendaknya dapat menjaga kesabaran dan pengendalian diri, apalagi di bulan Ramadhan saat ini," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019