Helsinki (ANTARA) - Persatuan, keterlibatan, dialog dan visi strategis menyeluruh adalah satu-satunya cara mengatasi kecenderungan yang meningkat mengenai xenofobia, Islamfobia dan anti-Semitisme di seluruh dunia, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu

"Serangan teroris di Selandia Baru dan Sri Lanka serta serangan baru-baru ini terhadap satu masjid di AS dan banyak serangan serupa di Eropa mengingatkan kita mengenai kuatnya ancaman," kata Menlu Cavusoglu.

Cavusoglu berbicara dalam sidang ke-129 Komite Menteri Dewan Eropa di Helsinki, Eropa, pada Jumat (17/5).

Pada 21 April, serangan teroris terhadap gereja dan hotel di Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo, menewaskan 250 orang saat Paskah.

Sedikitnya 50 orang Muslim yang sedang shalat dibantai dan banyak orang lagi cedera ketika teroris supremasi kulit-putih menyerang dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret.

"Saya ikut dalam seruan sekretaris jenderal (Dewan Eropa) untuk menangani ketaksetaraan yang meningkat dan memperkuat kebijakan kesetaraan dan anti-diskriminasi di Eropa, termasuk perang melawan peningkatan rasa tidak suka dan praduga terhadap orang asing, Islamfobia, anti-Semitisme, Kristenfobia, ujaran kebencian dan populisme," kata Cavusoglu.

"Demokrasi kita menghadapi ancaman di hadapan kecenderungan ini. Serangan terhadap tempat ibadah menjadi biasa. Kita hanya bisa menanggulangi tantangan ini dengan persatuan, keterlibatan semua pihak, dialog dan visi strategis yang menyeluruh," kata Cavusoglu, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad siang.

Cavusoglu berterima kasih kepada Thorbjorn Jaglan, Sekretaris Jenderal Dewan Eropa, karena laporan akhir dan presentasinya, yang kata Cavusoglu "akan diingat sebagai warisannya".

Baca juga: Masjid Diyanet di AS menderita kerusakan besar
Baca juga: Erdogan: kita harus tolak xenofobia, Islamfobia


Sumber: Anadolu Agency

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019