Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera melakukan pengawasan di sejumlah pasar tradisional menyusul masuknya daging ayam brolier beku sebanyak 12 ton ke daerah ini.

"Informasi masuknya daging ayam beku sebanyak 12 ton baru kami ketahui dari Dinas Pertanian, karena itu kami akan melakukan pengawasan terhadap kemungkinan peredarannya di pasar tradisional," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram Amran M Amin di Mataram, Selasa.

Pengawasan itu dimaksudkan untuk memberikan jaminan kualitas kepada masyarakat, jangan sampai ada daging ayam beku yang dicampur dengan daging ayam lokal segar dengan harga jual daging ayam lokal.

Pasalnya, harga daging ayam broiler segar lebih mahal dibandingkan daging ayam beku. Daging ayam segar saat ini mencapai Rp35.000-Rp37.000 per kilogram, sementara daging ayam beku di atas Rp20.000 per kilogram.

"Jadi kalau sampai terjadi oplosan dikeduanya dan menggunakan harga ayam lokal, bisa merugikan masyarakat. Karena itu, kepala pasar kita minta untuk melakukan pengawasan intensif terhadap peredaran daging ayam beku " katanya.

Amran mengatakan, selama ini kebutuhan daging ayam broiler di Kota Mataram dalam rangka menyambut hari-hari besar keagamaan, terutama untuk Idul Fitri dan Lebaran Topat yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri, selalu tersedia.

Namun, jika tujuan Dinas Pertanian mendatangkan daging ayam beku untuk menstabilkan harga dan menjaga kelangkaan saat permintaan meningkat, tidak menjadi masalah.

"Sekarang menjadi tugas kita bersama untuk melakukan pengawasan, karena biasanya daging beku dijual di 'supermarket'," katanya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram H Mutawalli mengatakan, masuknya daging ayam beku sebanyak 12 ton dari Surabaya itu rata-rata untuk memenuhi kebutuhan hotel, restoran dan pasar modern.

"Ada juga yang ke pasar tradisional, namun pedagang harus dipastikan memiliki 'cool box' untuk menjaga kualitas daging ayam dan tetap beku," katanya.

Apabila pedagang menjual daging ayam beku dalam kondisi sudah tidak beku, kualitasnya diragukan karena daging ayam beku sama dengan daging sapi beku, jika sudah mencair maka higienitasnya diragukan.

"Daging beku yang dijual dalam kondisi sudah mencair, bisa jadi sudah terkontaminasi bakteri dan lainnya," ujarnya.

Baca juga: Dinas Pertanian Mataram datangkan 12 ton ayam stok Lebaran

Pewarta: Nirkomala
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019