New York (ANTARA) - Saham-saham pada bursa Wall Street, Amerika Serikat, memperpanjang kerugian pada Kamis karena meningkatnya kekhawatiran ketegangan perdagangan dapat memperlambat ekonomi global.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 286,14 poin atau 1,11 persen pada penutupan perdagangan menjadi 25.490,47. Indeks S&P 500 turun 34,03 poin atau 1,19 persen menjadi 2.822,24 dan Indeks Komposit Nasdaq turun 122,56 poin atau 1,58 persen menjadi 7.628,28.

Tiga indeks utama dibuka melemah tajam pada hari Kamis. Dow anjlok lebih dari 400 poin pada posisi terendah selama sesi karena United Technologies dan IBM berkinerja buruk.

Sembilan dari 11 sektor utama pada Indeks S&P 500 mengalami kemerosotan pada penutupan, dengan saham energi turun 3,13 persen menjadi kelompok berkinerja terburuk.

Saham raksasa teknologi AS atau grup FAANG dari Facebook, Apple, Amazon, Netflix, dan Google-parent Alphabet, semuanya ditutup lebih rendah. Sektor teknologi menarik kembali turun 1,73 persen.

Selain itu saham pembuat chip besar, termasuk Lam Research dan Qualcomm, terus berada di bawah tekanan.

VanEck Vectors Semiconductor ETF (SMH), yang melacak kinerja keseluruhan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di AS di industri semikonduktor, ditutup lebih rendah 1,66 persen.

Indeks Volatilitas Cboe, yang secara luas dianggap sebagai pengukur kekhawatirandi pasar saham, naik 14,71 persen menjadi 16,92 pada Kamis.

Di sisi ekonomi, IHS Markit Flash AS Indeks Pembelian Manager (IPM) yang disesuaikan secara musiman tercatat 50,6 pada Mei, turun dari 52,6 pada April, menandai level terendah sejak September 2009.

Klaim pengangguran awal AS, berada pada angka 211.000 dalam pekan yang berakhir 18 Mei, turun 1.000 dari tingkat yang tidak direvisi minggu sebelumnya, kata Departemen Tenaga Kerja melaporkan.

"Hari ini kami melihat banyak berita negatif. Eropa menunjukkan tanda-tanda ekonomi lemah. Pembicaraan perdagangan tidak ada yang baik untuk ditambahkan. Indikator manufaktur AS menunjukkan sedikit perlambatan," John Monaco, pedagang berpengalaman di New York Stock Exchange, mengatakan kepada Xinhua.

"Sektor teknologi dan energi paling banyak dijual. Sekali lagi, saya mengaitkan ini dengan fakta bahwa pelaku pasar menjual untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan besar di sektor-sektor itu," tambahnya.
 

Penerjemah: Risbiani Fardaniah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019