TPA Karyajaya jalannya rusak berat, mobil tidak bisa masuk, jadi sampah-sampah terpaksa ke TPA Sukawinatan lagi meskipun sebenarnya sudah kelebihan kapasitas
Palembang (ANTARA) - Volume sampah di Kota Palembang meningkat 20 persen selama Bulan Ramadhan atau hingga melebihi 1.000 ton per hari dibandingkan dengan hari biasa, sedangkan tambahan sampah paling banyak dari ratusan "pasar bedug".

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Pemerintah Kota Palembang Faisal A.R. di Palembang, Sabtu, mengatakan bahwa pada hari biasa berbagai sampah yang terangkut petugas dengan kendaraan operasionalnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan tak lebih dari 800 ton.

"Sekarang bisa sampai 1.200 ton lebih, jadi petugas kami di lapangan agak ekstra keras ketika membersihkan sampah yang didominasi jajanan berbuka puasa itu," ujar dia kepada Antara lewat sambungan telepon seluler.

Dalam menghadapi tambahan volume sampah itu, pihaknya menyiagakan dua truk darurat berkapasitas enam ton guna mengantisipasi mobil pengangkut sampah utama jika tidak cukup mampu dalam mengangkut sampah dari lokasi tertentu ke TPA.

Sampah yang dibuang warga selama Ramadhan lebih banyak menumpuk saat subuh, sedangkan sampah yang didominasi sisa takjil, seperti batok kelapa dan makanan dalam kemasan plastik, menumpuk pada malam hari.

Untuk mengangkut sampah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Pemkot Palembang mengoperasionalkan 107 truk dan 350 petugas lapangan. Berbagai sampah yang terkumpul kemudian dibawa ke TPA Sukawinatan, tidak dibagi ke TPA Karyajaya seperti biasanya.

"TPA Karyajaya jalannya rusak berat, mobil tidak bisa masuk, jadi sampah-sampah terpaksa ke TPA Sukawinatan lagi meskipun sebenarnya sudah kelebihan kapasitas," kata dia.

Ia mengimbau masyarakat ikut menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, karena hal itu akan memudahkan petugas dalam mengangkut sampah.

"Urusan sampah bukan cuma wewenang pemerintah, tetapi bagaimana kita sama-sama punya tanggung jawab, jika tidak bisa membersihkan setidaknya jangan mengotori," demikian Faisal.
 

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019