Denpasar (ANTARA) - BNNP Bali memusnahkan barang bukti narkotika berupa sabu-sabu, ganja, dan ekstasi yang berasal dari enam tersangka di kantor setempat, Denpasar, Rabu.

"Jadi, ini ada enam tersangka, dan TKP-nya ada di Kuta, Jayagiri, Gatsu, satu TKP di LP, dan terakhir di Bandara I Gusti Ngurah Rai," kata Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. I Putu Gede Suastawa.

Ia menyebutkan dari seluruh tersangka ini, sabu-sabu seberat 1.997,82 gram, ekstasi 1.442 butir, dan ganja seberat 373,71 gram.

Apabila dirinci dari masing-masing tersangka, lanjut dia, yang paling banyak dari LP 472 butir ekstasi, kemudian sabu-sabu hampir 304 gram dan 431 gram serta 408 gram yang ada di dalam perut tersangka asal Thailand, yang menjadi nomor dua dan nomor tiga yang terbesar.

"Nah, dalam jaringan-jaringan mereka ini untuk Thailand masih dikembangkan, seperti siapa yang mengutus mereka. Namun, memang masih ada hambatan dalam komunikasi karena mereka tidak bisa berbahasa Inggris dan hanya bisa berbahasa Thailand," kata Gede Suastawa.

Ia juga menambahkan bahwa pihaknya sudah mampu membuktikan bahwa jaringan-jaringan ini memang benar ada niat untuk mengedarkan sabu-sabu ke Bali.

Untuk barang bukti dari para tersangka, telah mendapatkan persetujuan untuk pemusnahan barang bukti serta penyisihan barang bukti untuk barang bukti saat sidang di pengadilan.

Pemusnahan barang berupa jenis narkotika ini dengan mesin incinerator di halaman Kantor BNNP Bali yang disaksikan oleh pihak kejaksaan, Bea Cukai, Polda Bali, dan masyarakat.

Para tersangka yang telah tertangkap di daerah Denpasar ini berencana mengedarkan di seluruh Bali. Setelah itu, barang tersebut akan dikirim ke Kabupaten Buleleng dan Karangasem.

Gede Suastawa menyebutkan biaya pengantaran para tersangka dari luar pulau menuju Balu sekitar Rp20 Juta, sedangkan di Bali seperti peredaran antarkabupaten sekitar Rp3 juta.

Ia menegaskan bahwa sudah ada peningkatan penangkapan yang ada di Bali. Sementara itu, untuk peredarannya, tertinggi di Denpasar dan Kuta.

"Peredaran di Bali bisa lewat udara, bisa juga antarpulau, kemudian antarluar negeri, yang sebelumnya lebih banyak didatangi dari Riau, Batam, Aceh, Medan, Palembang, Banyuwangi, dan Surabaya," katanya.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019