Tanaman kelor memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dibutuhkan berbagai negara untuk konsumsi maupun industri.
Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat menargetkan untuk mengekspor langsung tanaman kelor dari NTT  mulai  2019.

"Kami targetkan tahun ini juga mulai ekspor kelor ke Jepang," katanya di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan  kelor yang diminta dari Jepang bisa mencapai sekitar 40 ton per dua minggu dalam bentuk bubuk."Karena itu kami sedang persiapan untuk memenuhi permintaan tersebut dan diharapkan tahun ini bisa mulai ekspor," katanya.

Ia mengatakan tanaman kelor bagi masyarakat di provinsi setempat masih dianggap sayur kelas dua. Kelor dikonsumsi warga ketika tidak memiliki persediaan jenis sayuran lainnya.

Namun, sejak awal pemerintahannya mulai mendorong pengembangan tanaman kelor secara besar-besaran untuk peningkatan gizi masyarakat maupun dijual sebagai sumber pendapatan.

"Sekarang saya lihat sudah banyak yang menjadikan kelor ini sebagai bagian dari menu sayur utama," katanya.

Ia menambahkan, tanaman kelor memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dibutuhkan berbagai negara untuk konsumsi maupun industri. Karena itu, ia menargetkan hasil kelor yang dikembangkan di provinsi bisa dipasarkan untuk ekspor.

Jika target ekspor ini terealisasi, lanjutnya, kelor akan menjadi komodias kedua yang diekspor langsung dari provinsi berbasiskan kepulauan itu.

Sebelumnya, pada Selasa (28/5), NTT melakukan ekspor perdana rumput laut langsung ke Argentina dalam bentuk chip sebanyak 25 ton yang dilakukan PT Rote Karaginan
Nusantara.
Baca juga: Menkes apresiasi NTT atas produk teh kelor
Baca juga: Menkes dukung pengembangan kelor atasi gizi buruk di NTT

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019