Painan, (ANTARA) - Rencana Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat membangun "rest area" di objek wisata Pasir Putih Kambang, Kecamatan Lengayang terkendala lahan, sehingga belum bisa dilaksanakan.

"Lahan merupakan hal krusial dalam pembangunan termasuk pembangunan 'rest area' Pasir Putih Kambang namun hampir tiga tahun terakhir pembebasan lahan belum menemukan titik terang," kata Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni di Painan, Kamis.

Padahal tambahnya desain "rest area" sudah disiapkan termasuk rencana penganggaran.

"Desain sudah siap, sementara perihal penganggaran sudah beberapa kali saya bicarakan dengan Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno," sebutnya.

Ke depan pihaknya akan menggandeng tokoh masyarakat setempat untuk membicarakan perihal pembebasan lahan ke masyarakat.

Ia mengatakan "rest area" ini akan sangat menguntungkan masyarakat karena dengan sendirinya kawasan tersebut akan ramai.

Selanjutnya pembangunan "rest area" juga akan berbarengan dengan pembangunan kios-kios di lokasi, kios ini akan diperuntukkan bagi masyarakat yang rumahnya terdampak pembangunan.

Jika saat ini masyarakat memiliki tempat tinggal hal serupa juga akan didapatkan besok, bahkan bisa dijadikan sebagai lokasi berdagang yang akan mendorong tumbuhnya ekonomi keluarga, ujarnya.

Lokasi pembangunan "area area" berada di jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Padang -Bengkulu dan Padang - Jambi, sesuai rencana "rest area" akan dibangun menghadap ke Samudera Hindia yang menyajikan pemandangan menakjubkan.

"Rest area" akan dibangun bertingkat yang berfungsi sebagai shelter evakuasi tsunami sekaligus sebagai tempat bersantai bagi pengendara.

Pasir Putih Kambang merupakan satu dari empat lokasi Kawasan Utama Pengembangan Kepariwisataan (KUPK) Pesisir Selatan, sementara tiga lainnya ialah Pantai Carocok Painan, Mandeh, dan kawasan Rumah Gadang Mandeh Rubiah.

Pada keempatnya akan dilakukan penataan dan pembangunan secara bertahap mulai dari instruktur hingga kesiapan masyarakat di lokasi dalam menyambut wisatawan. 

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019