Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menemukan sebanyak 1.497 lembar uang palsu di provinsi itu dalam kurun waktu dari Januari hingga Mei 2019.

"Uang palsu yang ditemukan lebih banyak yang menyerupai uang pecahan dengan nominal Rp100.000," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana, di Denpasar, Kamis.

Meskipun di Bali masih ditemukan uang palsu, namun menurut dia, jumlah temuan dalam beberapa bulan terakhir telah menunjukkan tren penurunan.

Dia mengemukakan, pada Januari 2019 ditemukan sebanyak 421 lembar uang palsu, kemudian 300 lembar uang palsu ditemukan pada Februari, kemudian pada Maret 2019 sebanyak 312 lembar uang palsu.

Sementara itu pada bulan April ditemukan 254 lembar, dan pada Mei 2019 ditemukan 210 lembar uang palsu.

"Dari 1.497 lembar uang palsu tersebut, sebanyak 1.301 lembar uang palsu menyerupai pecahan Rp100.000, kemudian 193 lembar menyerupai pecahan Rp50.000 dan masing-masing satu lembar menyerupai pecahan Rp20.000, Rp10.000 dan Rp5.000," ujar Causa.

Sementara itu, pada 2018 total penerimaan uang tidak asli atau palsu mencapai 3.808 lembar. Yang terbanyak ditemukan menyerupai uang pecahan Rp100.000 (3.169 lembar), pecahan Rp50.000 (601 lembar), pecahan 20.000 (20 lembar), pecahan Rp10.000 (9 lembar), pecahan Rp5.000 (8 lembar) dan menyerupai pecahan Rp5.000 ada satu lembar.

"Mungkin kalau dipikir-pikir bagi oknum pemalsu uang tersebut, dengan risiko yang sama, mending mereka memalsukan uang dengan nominal yang besar," ucap Causa.

Meskipun bulan Mei 2019 itu momentum bulan Ramadhan atau menjelang Idul Fitri, peredaran uang palsu menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Baca juga: Uang palsu di Bali meningkat 0,79 persen
Baca juga: Bank Indonesia di Bali antisipasi uang palsu jelang Pilkada
Baca juga: BI Bali catat ribuan lembar uang palsu di Denpasar

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019