Pemerintah menjalankan konsep triple skilling guna mengatasi ketimpangan skill angkatan kerja Indonesia sehingga bisa masuk pasar kerja atau berwirausaha.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Ketenagakerjaan Indah Anggoro Putri mengatakan bahwa penguasaan keterampilan dan keahlian menjadi syarat wajib yang dibutuhkan dalam menghadapi dunia ketenagakerjaan yang semakin dinamis.

Untuk itu, pemerintah menjalankan konsep triple skilling guna mengatasi ketimpangan skill angkatan kerja Indonesia sehingga bisa masuk pasar kerja atau berwirausaha.

"Skill memang paling penting bagi angkatan kerja. Mereka dapat memproteksi diri mereka sendiri jika mereka memiliki skill yang baik," kata Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Ketenagakerjaan Indah Anggoro Putri, melalui siaran pers, Senin (17/6).

Hal itu dikatakannya dalam Forum Tematik dengan tema Jobs and skills for a brighter future, Konferensi Perburuhan Internasional (ILC) ke-108, Jenewa.

Kementerian Ketenagakerjaan berupaya meningkatkan kemampuan SDM melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.

"Pelatihan vokasi disediakan oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk pemberian hard and soft skills secara masif, tanpa memandang usia dan latar belakang belakang pendidikan melalui triple skilling (skilling, upskilling, dan reskilling) bagi SDM Indonesia," kata Putri.

Ia menjelaskan skilling berarti mendorong dan memfasilitasi para angkatan kerja untuk berpartisipasi dalam program pelatihan vokasi di Balai Latihan Kerja. Upaya tersebut juga didukung dengan adanya program reskilling dan upskilling agar para pekerja yang terdampak job shifting bisa memperoleh keterampilan sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia kerja.

Selain itu, mereka juga didorong untuk masuk ke job creation. Job creation adalah adanya talent-talent baru untuk menginovasikan dan mengembangkan diri menjadi wirausaha dan sociopreuner.

Untuk menyesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan dunia kerja, konsep triple skilling tersebut harus terus dikembangkan melalui beberapa peningkatan di berbagai bidang.

Pertama, pemerintah Indonesia melakukan pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK) melalui konsep rebranding, reorientasi, dan revitalisasi (3R).

"Kedua, konsep triple skilling untuk pembangunan SDM/peserta pelatihannya. Dan yang ketiga, instruktur di BLK harus terus ditingkatkan keahliannya sehingga kita siap memasuki era industri 4.0 ke depan," kata Putri.

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan dan kualifikasi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja, maka pemerintah Indonesia juga menggalakkan program pemagangan di perusahaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

"Program ini dimaksudkan untuk menciptakan calon pekerja yang memenuhi standar dan kualifikasi pasar kerja," kata Putri. 

Baca juga: Legislator: BLK harus beradaptasi songsong Industri 4.0
Baca juga: Kemenaker: SDM unggul kunci hadapi Revolusi Industri 4.0

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019