Sidoarjo (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengembangkan budi daya tanam padi ratun teknologi R5 sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan petani.

"Saya ingin mengajak semua pihak mengawal program ini karena nilai tambahnya sangat banyak, khususnya untuk penguatan kesejahteraan para petani," ujarnya usai melakukan panen hasil uji coba padi ratun dengan teknologi R5 di Puspa Agro Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin.

Menurut dia, pengembangan ini sangat perlu karena berdasarkan hasil uji coba padi ratun teknologi R5, dalam sekali tanam bisa dipanen hingga lima kali. Padi ratun adalah padi yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang. Tunas akan muncul pada buku paling atas, suplai hara didapatkan tetap dari batang lama.

Budi daya tanam padi ratun, kata dia, bisa memberikan multiplier efect cukup banyak bagi para petani, salah satunya kuantitas dan kualitas sama dalam setiap panennya yaitu rata-rata enam ton hingga tujuh ton setiap satu hektare dalam sekali panen.


Selain itu, penggunaan padi ratun teknologi R5 bisa mengurangi penggunaan pupuk urea dan NPK hingga 50 persen. "Pengurangan penggunaan pupuk anorganik pada padi ratun teknologi R5 juga sangat membantu daya dukung lahan dan alam kita sehingga ekosistem akan terjaga," ucap gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.

Mantan menteri sosial itu berharap budi daya tanam padi ratun teknologi R5 juga bisa mengurangi kemiskinan masyarakat pedesaan secara signifikan, terlebih penanaman padi jenis ini tanpa musim tanam setahun sehingga petani bisa melakukan pekerjaan lain.

Terkait penemuan padi ratun teknologi R5, Gubernur Khofifah berharap segera didaftarkan ke Hak Kekayaan Intetelektual (HAKI) karena penemuan ini sangat bermanfaat dan otentik bagi rakyat Jatim, khususnya para petani.

Ia juga meminta, riset dan pengembangan teknologi serta inovasi budi daya pertanian terus dilakukan, mengingat ekstentifikasi lahan di Jatim sangat sulit dilakukan sehingga hanya intensifikasi yang bisa dilakukan.

Sementara itu, penemu padi ratun teknologi R5 Koos Kuntjahjo mengatakan penemuan tersebut baru dilatabarbelakangi atas banyaknya impor beras dan diujicobakan pertama kali di Jatim.

"Penelitian terkait padi ratun teknologi R5 ini telah kami mulai sejak 2011, dan di Jatim penemuan ini pertama kali diujicobakan,” tutur lulusan Fakultas Hukum Unair tersebut.*


Baca juga: Pemkab Pekalongan kembangkan budidaya padi beras merah dan hitam

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019