Kita menyosialisaikan bahwa minat di sini terhadap profesi persinyalan masih kurang, padahal pembangunan KA cukup banyak kalau lihat dari rencana induk nasional, seperti MRT, LRT
Jakarta (ANTARA) - Tiga Delegasi Indonesia yang tergabung dalam Institusi Insinyur Persinyalan Kereta (Irse Indonesian Chapter) akan mempromosikan profesi serta perkembangan persinyalan kereta api Indonesia di Inggris.

Salah satu delegasi, yakni Pakar Persinyalan KA dari Telkom University Ahmad Sugiana saat ditemui dalam Irse Sponsor Gathering di Jakarta, Rabu, mengatakan saat ini profesi persinyalan KA belum begitu diminati, sementara itu proyek perkeretaapian kian tumbuh.

“Kita menyosialisaikan bahwa minat di sini terhadap profesi persinyalan masih kurang, padahal pembangunan KA cukup banyak kalau lihat dari rencana induk nasional, seperti MRT, LRT,” katanya.

Dalam kesempatan sama, delegasi lainnya yakni Kepala Departemen Persinyalan, Telekomunikasi dan Teknologi Informasi PT MRT Jakarta Yanto Yulianto mengatakan dengan memaparkan terkait perkembangan persinyalan, dalam hal ini, MRT Jakarta, diharapkan bisa merekrut para profesional baik Indonesia atau asing untuk berkontribusi dalam persinyalan kereta di Indonesia.

“Dengan misi Irse, terutama kepada mahasiswa Indonesia, kita menjaring para profesional dari luar untuk dapat berkarnya di Indonesia,” katanya.

Selain itu juga untuk mempromosikan proyek-proyek perkeretaapian yang potensial untuk dikerjasamakan.

“Begitupun ‘sharing project’ di Indonesia, agar bisa didengar di luar,” katanya.

Keduanya akan mempresentasikan terkait teknologi persinyalan MRT Jakarta yang merupakan proyek perdana dari mulai “green field”, yang bisa berkolaborasi dengan teknologi baru, yaitu Communication-Based Train Control (CBTC) dalam tema “Promoting MRT Jakarta Project in Technology of Signalling System Perspective”.

Delegasi ketiga, yakni perwakilan dari milenial PT LEN Industry Nadia Hanif yang akan memaparkan terkait teknologi persinyalan Kalayang (Skytrain) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dalam tajuk “Railway Timetable Adjustment on Airport Loop Line Using Max Plus Algebra with Model Predictive Control”.

“Kereta ‘kan suka telat, suka bikin ganggu penumpang, jadi gimana caranya biar diatur kecepatannya, dihitung agar secara cepat kembali ke normalnya dan enggak berdampak panjang ke perjalanan kereta lainnya,” ujar Lulusan Teknis Fisika Institut Teknologi Bandung itu.

Dalam kesempatan sama, Manajer Penjualan dan Pemasaran PT Len Industry selaku sponsor untuk mengikuti kedua ajang persinyalan KA di Inggris itu mengatakan bahwa dengan ikut serta dalam The 19th Indonesian Scholars International Convention (ISIC) dan 15th Railway Engineering Conference & Exhibition, pihaknya bisa berkontribusi dalam pengembangan persinyalan kereta api di kawasan Asia Pasifik.

“Len memang salah satu yang pertama masuk ke Irse di Asia Pasifik, artinya kita ingin berkontribusi perkembangan perkeretaapian di dunia, Indonesia siap mengikuti teknologi berjalan saat ini dengan mengirimkan engineer kami berbicara forum internasional tentang CBTC,” ujarnya.

Baca juga: BPPT kuasai desain teknologi LRT Jabodebek

Baca juga: Double-double track Manggarai-Cikarang pertama di Indonesia

Baca juga: Sistem keselamatan kereta api otomatis mulai diproduksi 2013


 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019