Daripada membuang-buang waktu, perusahaan bisa mempertimbangkan tenaga kerja dengan kemampuan lain dan memberi kesempatan bagi mereka untuk mempelajari keterampilan yang kurang mereka kuasai serta melatihnya dengan keterampilan tertentu sehingga menc
Jakarta (ANTARA) - Indonesia yang sedang mempersiapkan diri dalam menghadapi era Industri 4.0 harus membuat berbagai perusahaan lebih cerdas dalam mencari dan mempertahankan talenta digital atau tenaga kerja yang berbakat dalam memakai teknologi.

"Upaya untuk mencari dan mempekerjakan tenaga kerja yang mampu beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi kerap menemui kendala," kata Manajer Teknologi Robert Walters (perusahaan penyedia tenaga profesional), Antonio Mazza, dalam Median Launch di Jakarta, Kamis.

Menurut Antonio Mazza, untuk mempertahankan talenta digital di tengah persaingan bisnis dan kemajuan teknologi yang berkembang pesat, maka perusahaan perlu merekrut karyawan di bidang teknologi tidak hanya pada saat dibutuhkan.

Selain itu, ujar dia, perlu mencari tenaga bertalenta lebih awal dan mendidiknya melalui pelatihan sehingga mencapai kemampuan yang dibutuhkan.

"Karyawan membutuhkan sejumlah kepastian jaminan dan keuntungan lain yang bisa mereka peroleh saat bekerja di satu perusahaan," ucapnya.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa perusahaan perlu memberikan kepastian tentang fleksibilitas waktu kerja, asuransi, tempat kerja, serta jaminan pengembangan keterampilan.

Antonio juga mengingatkan bahwa untuk mencari tenaga bertalenta di bidang tertentu tidak mudah dan sering membutuhkan waktu lama untuk menemukannya.

"Daripada membuang-buang waktu, perusahaan bisa mempertimbangkan tenaga kerja dengan kemampuan lain dan memberi kesempatan bagi mereka untuk mempelajari keterampilan yang kurang mereka kuasai serta melatihnya dengan keterampilan tertentu sehingga mencapai kemampuan yang dibutuhkan," jelasnya.

Perusahaan, lanjutnya, juga perlu memberikan peluang bagi karyawan di industri teknologi untuk berkembang akan membuat mereka termotivasi, seperti belajar tentang berbagai bidang teknologi.

Selain itu, perusahaan juga dinilai dapat memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan diri dengan melibatkan mereka di sejumlah proyek, dalam acara diskusi dan acara lain.

Antonio juga mengingatkan bahwa untuk menumbuhkan kepercayaan diri karyawan, perusahaan perlu memberikan apresiasi dengan menghargai kinerja dan hasil karya mereka, khususnya dalam pengembangan teknologi.

Sebelumnya, menurut Koordinator Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Mujiyono dalam pernyataannya di laman Kementerian Perindustrian pada 1 Mei 2019, Indonesia memasuki era industri 4.0 yang menuntut sektor industri untuk memanfaatkan teknologi canggih atau digitalisasi sehingga bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas produk secara lebih efisien.

Baca juga: Menperin: SDM jadi basis perekonomian dalam industri 4.0
Baca juga: Rektor Unimed: Revolusi Industri 4.0 menuntut perubahan pendidikan
Baca juga: Pilihan orang pada revolusi industri 4.0, jadi pemimpin atau pengikut
Baca juga: Menperin optimistis industri 4.0 jadi jembatan RI menuju ekonomi kuat

 

Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019