Majalengka (ANTARA) - Kapolres Majalengka, Polda Jawa Barat, AKBP Mariyono mengatakan pelaku penyerang sopir Bus Safari yang mengakibatkan kecelakaan beruntun di Tol Cipali KM 150.900 B menyebabkan 12 orang tewas mengalami gangguan kejiwaan.

"Yang bersangkutan mengalami indikasi memiliki gangguan kejiwaan yang mengarah kepada gangguan kejiwaan Neorotik, Psikotik dan Paranoid," kata Mariyono di Majalengka, Jumat.

Mariyono mengatakan dari hasil diagnosa tim Psikologi Polda Jabar dan Mabes Polri, tersangka Ams memiliki Paranoid dan ketegangan kecemasan (tension axciety).

Selain itu juga adanya gangguan persepsi bahwa yang bersangkutan merasa diikuti dan diawasi oleh seseorang sehingga berhalusinasi pada dirinya.
Baca juga: Polisi tetapkan tersangka kecelakaan beruntun di Tol Cipali
"Dalam kondisi psikologi seperti itu, saat kejadian, Ams seolah-olah merasa sopir bus menerima panggilan telepon dari orang lain dan seakan-akan membicarakan rencana pembunuhan terhadap dirinya," tuturnya.

Pada saat kejadian yang bersangkutan secara tiba-tiba berupaya untuk memberhentikan bus dengan cara melompat dan menduduki posisi sopir serta berusaha mengerem bus agar berhenti.

Namun, akibatnya malah menjadi fatal di mana bus tidak terkendali dan malah menyeberang ke lajur berlawanan.

"Setelah tersangka kesehatannya pulih, akan dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli jiwa," kata AKBP Mariyono.
Baca juga: Penyerang sopir bus akibatkan 12 tewas dikenakan pasal berlapis
Dia menjelaskan tersangka Ams berangkat dari Terminal Kampung Rambutan. Kemudian di Terminal Pulo Gebang Ams pindah tempat duduk yang lokasinya berada di belakang sopir dan kondektur.

"Waktu duduk di antara sopir dan kondektur, tersangka mendengar sopir berbicara 'tak pateni neng aku'," katanya.
Baca juga: Organda tunggu hasil pemeriksaan polisi atas kecelakaan di Tol Cipali

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019