Kuala Lumpur (ANTARA) - Tiga anak Warga Negara Indonesia (WNI) yang terlantar di Kuala Lumpur karena orang tuanya ditahan Imigrasi Malaysia akan dipulangkan ke Medan, Sumatera Utara, Rabu malam (26/6).

Tiga anak tersebut Kaisah (9), Aliyah (8) dan Logo (4) diantar terlebih dahulu ke Bagian Konsuler KBRI Kuala Lumpur oleh Khoirur Rozikin yang selama ini merawatnya ditemani para pengurus Muhammadiyah dan Aisyiyah Malaysia.

"Tadi malam bapak-bapak dari Kokam dan sebagian anggota PRIM (Pengurus Ranting Muhammadiyah sudah hadir di Taman Pendidikan Al-Quran di Kampung Baru untuk perpisahan dengan anak-anak tersebut usai ngaji," ujar Darsun, warga Muhammadiyah.

Kaisah, Aliyah dan Logo menjadi anak yatim yang malang dan sebatang kara karena ibunya Wenty Lestari terkena razia petugas Imigrasi Malaysia di tempat-nya bekerja di Jalan Chowkit, Kuala Lumpur.

Wenty Lestari dan ketiga anaknya selama ini tinggal secara ilegal di Malaysia.

Setelah mengetahui kejadian tersebut Khoirur Rozikin yang merupakan sekretaris PRIM Kampung Baru mengambil inisiatif menjaga dan merawat ketiga anak kecil tersebut walau di tengah kesibukannya sehari-hari sebagai kontraktor bangunan.

Khoirur Rozikin menyediakan makanan, pakaian dan tempat tinggal dari uangnya sendiri. Dia bahkan tidak sempat pulang ke kampung halamannya di Lamongan selama liburan Idul Fitri 1440 H yang lalu.

"Selama dalam penjagaan Pak Khoirur ketiga anak tersebut sangat gembira karena mereka bisa berbaur dengan anak-anak seusianya sambil belajar mengaji di TPA Ar Rehlah Kampung Baru," kata Darsun.

Bahkan selama bulan Ramadhan mereka selalu ikut berbuka bersama, jamaah isya' dan tarawih serta berhari raya bersama keluarga besar Muhammadiyah Malaysia sambil mencari tahu keberadaan ibu-nya yang ditahan Imigrasi Malaysia.

Pada akhirnya saat acara buka bersama di Rumah Dakwah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia di Gombak yang turut dihadiri Atdikbud KBRI Kuala Lumpur Dr Mokhammad Farid Makruf, Ketua PCIM Dr Sonny Zulhuda kemudian mempertemukan Khoirur dengan Atdikbud untuk mencari solusi bersama.

Setelah sebulan setengah berikhtiar akhirnya berkat upaya pihak KBRI Kuala Lumpur dan Khoirur maka ketiga anak bersama ibu mereka bisa pulang bersama sama dari Bandara KLIA.

Warga Muhammadiyah yang tergabung dalam PRIM, LAZISMU, Kokam dan paguyuban-paguyuban di bawah payung PCIM Malaysia sebelumnya juga menggalang sumbangan untuk meringankan beban keluarga dan terkumpul Rp8 juta.

"Atas nama PRIM Kampung Baru dan ketiga anak-anak tersebut kami mohon maaf kalau selama ini ada kesalahan. Hanya Allah yang membalas kebaikan bapak Ibu semua. Semoga ketiga anak menjadi anak sholeh dan sholehah," kata Sekretaris PRIM Kampung Baru, Khoirur Rozikin.
 

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019