Penajam (ANTARA) - Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Abdul Gafur Mas'ud menagih janji keseriusan investor terkait kelanjutan proyek pembangunan jalur atau rel Kereta Api Borneo di daerah itu.

"Kami berharap pembangunan rel kereta api itu segera dilanjutkan," ujar Abdul Gafur Mas'ud ketika pertemuan pembahasan perkembangan pembangunan Kereta Api Borneoo bersama tim terpadu di Kantor Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara, Rabu.

"Jangan terlalu banyak seremoni saja, tetapi kemajuan atau progres pengerajaan pembangunan di lapangan tidak berjalan," tegasnya.

Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 19 November 2015, hingga saat ini kemajuan pembebasan lahan proyek pembangunan jalur Kereta Api Borneo baru rampung berkisar 50 persen.

Dari 140 hektare lahan yang disediakan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara baru sekitar 75 hektare yang sudah dibebaskan oleh PT Kereta Api Borneo.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara menurut Abdul Gafur Mas'ud, sangat mendukung proyek pembangunan rel Kereta Api Borneo di wilayah Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam tersebut.

"Kereta api akan menjadi alternatif kemajuan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara serta Kalimantan Timur," katanya.

Abdul Gafur Mas'ud menyatakan proyek pembangunan jalur Kereta Api Borneo di Kawasan Industri Buluminung tersebut harus dilakukan minimal dalam waktu satu tahun.

Direktur PT Kereta Api Borneo Evgeny Kalyani memastikan pembangunan jalur rel kereta api sepanjang 203 kilometer akan segara dilanjutkan dalam waktu dekat.

"Jalur atau rel kereta api itu akan menghubungkan Kabupaten Kutai Timur, Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Penajam Paser Utara," ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut tim terpadu bersama Bupati Abdul Gafur Mas'ud dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi meninjau lokasi pembangunan rel Kereta Api di wilayah Penajam Paser Utara tersebut.

Baca juga: Bangun konektivitas antar kawasan industri, jalur kereta Kaltim dibangun

Baca juga: 50 mahasiswa dalami perkeretaapian di Rusia


 

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019