Orang tua hanya mencukupi secara materi, tetapi kurang memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Akhirnya, mereka menjadi sasaran narkoba
Jakarta (ANTARA) - Pakar bimbingan konseling (BK) Prof Mungin Eddy Wibowo menyebutkan konselor di sekolah semestinya bisa mendeteksi siswanya yang kecanduan narkoba dari perubahan perilaku.

"Bisa dideteksi. Konselor bisa melihat perilaku siswanya karena mereka kan juga belajar psikologi," kata Mungin yang pernah menjadi Ketua Umum Asosiasi Bimbingan Konseling (ABKIN) itu, saat dihubungi dari Jakarta, Rabu.

Merefleksilan Hari Antinarkoba Internasional, Guru Besar BK Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu menyampaikan keprihatinannya atas kian maraknya kasus narkoba menyasar generasi muda.

Menurut dia, para pecandu narkoba biasanya mengalami perubahan perilaku yang sebenarnya bisa teramati dari aktivitas mereka di sekolah.

Namun yang terpenting, kata dia, konselor di sekolah harus melakukan tindakan antisipatif atau pencegahan agar siswanya jangan sampai terkena bujuk rayu bandar narkoba.

Kecanduan narkoba, kata dia, tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi berproses dan memiliki pemicu, misalnya ketidakbahagiaan karena kondisi keluarga, tekanan pelajaran, dan sebagainya.

"Bisa saja, misalnya anak-anak ini keluarganya 'brokenhome', kemudian mendapatkan pengaruh buruk kawan-kawannya, mulai mencoba-coba, dan akhirnya ketagihan," katanya.

Bukan tidak mungkin, kata dia, para pecandu narkoba ini berasal dari keluarga yang baik-baik, tetapi tidak merasa bahagia karena kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.

"Orang tua hanya mencukupi secara materi, tetapi kurang memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Akhirnya, mereka menjadi sasaran narkoba," katanya.

Ia mengatakan peran konselor menjadi penting sebagai pembimbing siswa di sekolah, terutama siswa-siswa yang memerlukan bimbingan atas kondisi yang dihadapi.

Para konselor, kata dia, jangan pernah bosan untuk menyosialisasikan gerakan antinarkoba kepada para siswa agar mereka memahami betapa bahayanya narkoba.

"Selain sekolah, tentu orang tua juga berperan. Penanaman karakter dan pendidikan agama harus diperkuat untuk membentengi anak-anak dari pengaruh negatif," katanya.

Apalagi, kata Mungin, seiring zaman media sosial seperti sekarang anak-anak sangat mudah mendapatkan pengaruh dari luar, terutama pengaruh-pengaruh yang tidak baik.

"Anak-anak, remaja, mudah sekali terpengaruh sesuatu karena mereka berada pada masa peralihan. Makanya, peran orang tua dan sekolah sangat penting membentengi mereka," katanya.

Baca juga: Ibu Negara minta pelajar jauhi narkoba
Baca juga: Gegap gempita ikrar anti narkoba dari pelajar Indonesia
Baca juga: Pelajar target utama peredaran narkoba di Yogyakarta

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019