Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengungkapkan bahwa ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia masih memiliki kendala di pasar global.

"Kita masih punya tantangan dalam pengiriman barang," ujar Triawan Munaf, di Jakarta, Jumat.

Triawan Munaf kemudian mencontohkan salah satu pelaku ekonomi kreatif asal Bandung yang produk buatannya diminati pembeli luar negeri, namun mengeluhkan karena pajak pengiriman barang yang tinggi di negara tujuan.

"Mereka mengeluh karena dikenakan pajak tinggi waktu tiba di negara tujuan, sehingga pembeli diberi tambahan beban dan harganya lebih mahal," kata Triawan Munaf.

Triawan mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk mendorong produk ekonomi kreatif Indonesia semakin banyak yang menembus pasar global. Apalagi ekspor ekonomi kreatif, kata Triawan, mampu menyumbang hampir 20 miliar dollar AS untuk devisa negara.
Baca juga: Bekraf: Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tertinggi di ASEAN

Untuk itu, pemerintah melalui Bekraf telah menyiapkan rencana seperti memberikan pembiayaan untuk produk Indonesia ke luar negeri, serta menjalin kerja sama dengan sejumlah negara tujuan ekspor untuk mengurangi tarif bea masuk.

"Bayangkan kalau ada bilateral agreement antara negara kita dan negera tersebut, sehingga pajak bea masuk bisa diturunkan dan itu yang harus dilakukan dan menjadi pekerjaan rumah pemerintah," ujarnya pula.

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019