Klaten (ANTARA News) - Puluhan burung puyuh di Desa Kasihan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dimusnahkan setelah salah seekor dari unggas itu dinyatakan positif mengidap virus Avian Influenza (flu burung). Pemusnahan puluhan burung puyuh di Desa Kasihan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak menyebar ke unggas lainnya, kata Kasubdin Peternakan Klaten Sri Muryani, di Klaten, Kamis. Di wilayah Ceper ini, selain burung puyuh sebelumnya telah ditemukan juga puluhan ayam buras milik warga Desa Ngawonggo mati mendadak dan setelah diperiksa Dinas Pertenakan dinyatakan positif terserang virus AI atau flu burung. Sri Muryani sudah melakukan vaksinasi terhadap unggas di wilayah tersebut. Selain itu, masyarakat di Desa Ngawonggo sudah melakukan pencegahan dengan penyemprotan desinfektan di kandang-kandang unggas milik warga. Pihak Subdin Peternakan Klaten, hampir setiap hari menemukan unggas milik warga yang mati mendadak dan itu. "Sekarang virus itu menyerang di Desa Kasihan, maka sekitar 50 burung puyuh langsung dimusnahkan dengan cara dibakar agar tidak menyebar ke unggas lainnya," kata Sri . Terkait dengan pemusnahan unggas tersebut, kata dia, Pemerintah Kabupaten Klaten belum menyediakan kompensasi untuk ternak yang dimusnahkan itu, karena belum ada petunjuk dari pusat. Untuk AI di Klaten sejak Januari 2008 hingga sekarang ditemukan sebanyak 15 unggas yang mati mendadak dan enam di antaranya dinyatakan positif AI. Dari 15 unggas yang mati itu terjadi di Kecamatan Ceper, Bayat, Pedan, Prambanan, dan Gantiwarno. Ia menjelaskan, Sub Dinas Peternakan saat ini menghadapi kekurangan vaksin. Dari kasus yang ada pihaknya sudah memberikan vaksin yang wilayahnya dinyatakan positif AI. "Stok vaksin tersedia hanya 600 ribu dosis dan ini sisa tahun 2007. Tahun ini belum ada lagi bantuan dari pusat dan belum ada kejelasan," katanya. Ia menjelaskan, agar virus yang menyerang jenis unggas tersebut tidak menular terhadap manusia, maka masyarakat diimbau agar tetap mengandangkan unggasnya dan mencuci bersih dengan sabun tangan setelah memegang ayamnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008