BKKBN melihat program remaja ini merupakan suatu program unggulan kita karena kita tahu bahwa remaja ini yang nanti akan mengisi dunia kerja kita
Banjarmasin (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggempur informasi kepada remaja dengan edukasi kesehatan reproduksi dari berbagai lini mulai dari sekolah, lingkungan masyarakat, hingga forum dan organisasi kepemudaan.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN M. Yani mengatakan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis, mengatakan program remaja seperti edukasi kesehatan reproduksi jadi salah satu fokus yang dilakukan untuk mendukung capaian program BKKBN seperti pencegahan nikah dini dan perencanaan kehidupan remaja hingga berkeluarga.

"BKKBN melihat program remaja ini merupakan suatu program unggulan kita karena kita tahu bahwa remaja ini yang nanti akan mengisi dunia kerja kita, bonus demografi untuk meraih apa yang kita harapkan," ujar Yani.

Selain mengedukasi remaja tentang keluarga berencana dalam artian perencanaan kehidupan hingga berkeluarga, BKKBN juga memberikan penekanan pada edukasi kesehatan reproduksi untuk mencegah angka kejadian nikah dini yang dapat menyebabkan pada kondisi kesehatan SDM Indonesia ke depan.

Menurut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo beberapa waktu lalu, sebagian besar remaja Indonesia tidak memahami apabila menikah dini dan wanita yang berhubungan seksual pada usia 18 tahun bisa meningkatkan risiko penyakit kanker mulut rahim.

Oleh karena itu Yani menyebutkan BKKBN melakukan upaya edukasi melalui berbagai cara. Mulai dari "Pojok Kependudukan" atau semacam sudut sekolah yang berisikan literasi bisa seperti mading mengenai kesehatan reproduksi.

"Yang kedua kita manfaatkan program literasi dari Diknas yang ada di SMA, 15 menit sebelum belajar kita masukkan materi, kita mintakan pada guru supaya materi dibaca," kata Yani.

Selain itu ada pula Pusat Infofmasi Konseling (PIK) remaja yang fungsinya adalah siswa yang telah dilatih dalam PIK menjadi konseling untuk teman sebayanya. Metode konseling dengan teman sebayanya dinilai lebih ampuh dibanding informasi yang diberikan oleh guru atau orang yang lebih tua.

"Kalau di masyarakat kita ada Bina Keluarga Remaja, itu ada kelompok kegiatan di desa-desa sebanyak 40 ribu. Masih kecil, satu kelompok 20 orang, kecil sekali," jelas Yani.

Kendati jangkauan sosialisasi yang masih cukup rendah, Yani mengatakan BKKBN komitmen untuk tidak memangkas anggaran untuk program remaja walaupun anggaran keseluruhan BKKBN dipotong.

Baca juga: BKKBN harapkan Harganas jadi momentum ketahanan keluarga
Baca juga: BKKBN gandeng perguruan tinggi kembangkan penelitian kependudukan-KB

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019