Padang (ANTARA News) - Seorang pekerja tambang batubara tewas dan empat orang lainnya luka berat akibat ledakan di lubang tambang tanpa izin tersebut di Bukit Bual, Nagari V Koto, Kecamatan Tanjung Ampalu, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung, Sumbar, Rabu. Kapolres Sawahlunto Sijunjung, AKBP Priyo Widiyanto, menyebutkan ledakan terjadi saat korban hendak melakukan penambangan di lubang-lubang tambang milik rakyat di Bukit Tual. Korban tewas bernama, Teri (40) dan yang luka berat, Adek (24), Zakaria (49) dan Nami (42). Ia menjelaskan, ledakan terjadi sekitar pukul 07.30 WIB saat 12 orang pekerja tambang memasuki lubang yang memiliki kedalaman 60 meter dari tebing Bukit Buat. Baru enam meter mereka masuk lubang, terdengar ledakan dari dalam lubang dan membuat para pekerja berlarian menyelamatkan diri. Namun empat pekerja terkepung dalam lubang dan delapan orang berhasil keluar. Ledakan diduga berasal dari percikan api yang muncul akibat gangguan arus pendek. Saat akan masuk lubang tambang, para pekerja hendak menghidupkan lampu dan percikan apinya diduga disambar gas metan dalam lubang tersebut sehingga terjadi ledakan. Setelah ledakan terjadi, delapan pekerja yang selamat kembali ke dalam lubang untuk menolong empat rekannya yang terkepung. Saat ditemukan, Teri dalam kondisi luka bakar yang parah dan diduga telah tewas di tempat kejadian peristiwa (TKP). Tiga pekerja lainnya Adek, Zakaria dan Nami ditemukan dengan luka bakar yang parah, namun nyawanya masih tertolong dan segera dilarikan ke Puskesmas Tanjuang Ampalu dan selanjutnya dirujuk ke RSUD Kota Sawahlunto. Lubang tambang batubara tanpa izin yang meledak itu milik Agustar Malin Rajo Batuah alias Caguak (52), dan untuk penyelidikan lebih lanjut Polres Sijunjung menjadikan pemilik tambang sebagai tersangka dalam kasus itu. Di Bukit Bual diperkirakan terdapat 60 lubang tambang batu bara yang ditambang tanpa izin. Banyaknya kecelakaan di tambang-tambang tersebut tidak mengurangi kegiatan penambangan oleh rakyat karena menyangkut kepentingan ekonomi. Satu lubang tambang biasanya ditambang belasan pekerja dengan hasil mencapai 25 ton batubara per hari. Aktivitas penambangan tersebut tidak memiliki analisa dampak lingungan dan tanpa memikirkan keselamatan para pekerja.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008