Ambon (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Maluku menyatakan, terjadi penurunan tanah hingga 5 meter di kompleks kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon di Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, kota Ambon akibat pergerakan tanah atau longsor sebagai dampak bencana pada 3 Juni 2019 akibat hujan dengan intensitas tinggi yang melanda daerah itu.

"Kami mengintensifkan pemantauan ternyata hingga saat ini masih terjadi keretakan tanah, makanya belum bisa melakukan penanganan secara permanen," kata Kadis PU Maluku, Ismael Usemahu, di Ambon, Rabu.

Karena itu, katanya, untuk mencegah terjadi keretakan maupun penurunan tanah yang lebih luas, maka telah dilakukan langkah - langkah penanganan darurat.

"Jadi dilakukan pengarahan aliran air agar tidak merembes ke daerah longsor dan keretakan - keretakan ditutup dengan tanah," ujarnya.

Dia mengemukakan, terjadinya longsor dikarenakan gedung yang dibangun di kompleks IAIN Ambon berada di daerah tebing sehingga terjadi longsoran, apalagi ditambah dengan kemiringan lahan yang cukup.

Karena itu, harus ada bangunan - bangunan pelengkap misalnya membuat terasering di daerah kemiringan.

"Ternyata pada saat pembangunan gedung - gedung dilakukan penggusuran, maka tanahnya terbuka, kemiringan ditambah hujan yang deras mengakibatkan konstruksi tanah yang jenuh air sehingga cepat longsor," kata Ismael.

Disinggung penanganannya, dia menjelaskan, harus dibuat bangunan penahan tanah yang permanen untuk melindungi fasilitas di kompleks IAIN Ambon.

"Hanya saja curah hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi hingga, saat ini sehingga belum bisa berbuat banyak," kata Ismael.

Sebelumnya, Kadis ESDM Maluku, Martha Nanlohy, mengatakan, tim dari Badan Geologi Cq Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi(PVMBG) telah mengambil foto lokasi, sampel tanah dan dokumen geologi lainnya pada 14 Juni 2019.

"Jadi tim setelah melakukan kajian untuk memutuskan rekomendasi soal longsor di kompleks IAIN Ambon sehingga berbagai pihak terkait bencana alam tersebut, terutama rektorat maupun civitas akademika setempat hendaknya bersabar," ujarnya.

Martha mengatakan, rekomendasi tim Badan Geologi yang memutuskan aktivitas perkuliahan masih bisa berlanjut di kompleks IAIN, kawasan Batumerah ataukah tidak.

"Bila rekomendasi ternyata kampus IAIN tidak layak lagi di Batumerah, maka harus dicari lokasi baru yang terjamin keamanan maupun keselamatan beraktivitas," katanya.

Menurut dia, tim dari Badan Geologi Bandung berdasarkan surat melakukan kajian berdasarkan permintaannya yang didukung laporan sementara tim geologi Dinas ESDM Maluku yang melakukan peninjauan pada 4 Juni 2019 tercatat bencana geologi berupa gerakan tanah atau longsor dengan jenis debris slide dan ambelsan.

Bentuk longsor berupa hiperbola atau setengah lingkaran, panjang dan lebar longsor tidak dapat diukur karena tanah masih bergerak dan terdapat garis polisi.

"Kerusakan bangunan fisik rusak berat empat unit yakni gedung audiotorium, gedung perpustakaan, gedung laboratorium matematika dan gedung genset (amblesan). Dua lainnya yang akan terkena dampak juga yaitu gedung pusat(rektorat) dan gedung dan tarbiyah," kata Martha.

Baca juga: Badan Geologi prakiraan masih terjadi longsor di IAIN Ambon
Baca juga: Sudah diprediksi ancaman tanah bergerak kampus IAIN
Baca juga: DPRD minta gedung rektorat IAIN Ambon dikosongkan

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019