Denpasar (ANTARA News) - Bali membangun desa percontohan tanggap flu burung (avian influenza) dengan mengembangkan sistem jaring pada peternakan-peternakan yang selama ini dinilai sebagai media utama penyebaran virus itu. "Masyarakat tetap mengembangkan usaha ternak ayam, namun tanggap dan peduli terhadap kemungkinan terjadinya penularan virus AI," kata Ketua Pusat Pengembangan SDM dan Aplikasi Teknologi (Center For Human Resource Development and Applied Technology/Create) Bali, Dr I Gusti Ngurah Mahardika, di Denpasar Sabtu. Ia mengatakan, tiga percontohan desa tanggap flu burung yang sedang diupayakan di Desa Takmung (Klungkung), Desa Banyubiru (Jembrana) dan Desa Braban (Tabanan) diharapkan sudah terbangun Mei mendatang. "Selain menyadarkan warga masyarakat dan memiliki kemampuan dalam mencegah penularan AI, juga diberikan bantuan jaring," ujar Ngurah Mahardika. Bantuan jaring sekaligus teknis pembuatannya diharapkan menjadi contoh dalam mengembangkan ternak ayam yang aman dari tertularnya virus AI. Pengembangan ternak ayam dengan sistem jaring itu diharapkan bisa ditiru oleh warga masyarakat lainnya. Create bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana membangun percontohan desa tanggap flu burung atas bantuan dana dari pemerintah Kanada melalui UNICEF Jakarta Conntry office. Ngurah Mahardika menambahkan, tim terpadu telah melakukan langkah awal dengan mengadakan penyuluhan dan lokakarya di Desa Takmung, Kabupaten Klungkung dengan melibatkan 60 anak-anak sekolah dasar, SMP, SMA dan para orangtua di daerah tersebut. Kegiatan serupa juga dilakukan di dua desa percontohan lainnya, masing-masing Desa Braban, Kabupaten Tabanan dan Desa Banyubiru, Kabupaten Jembrana. Tim terpadu melakukan pembinaan dan penyuluhan sedikitnya 20 kali ke masing-masing percontohan desa tanggap flu burung. Adanya desa percontohan tersebut diharapkan bisa ditiru oleh desa-desa lainnya dalam menghindari dan mencegah terjadinya penularan virus AI, ujar Ngurah Mahardika.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008